26. Asy-Syu’ara’ 151-227 (Para Penyair) الشعراۤء
Dan janganlah kalian mengikuti orang-orang yang melampaui batas dengan melakukan kemusyrikan dan terbuai oleh syahwat dan hawa nafsu yang rendah.
وَلَا تُطِيعُوا أَمْرَ الْمُسْرِفِينَ
Verse 150, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Mereka yang selalu membuat kerusakan di bumi Allah dan tidak melakukan perbaikan untuk memakmurkan negeri.”
الَّذِينَ يُفْسِدُونَ فِي الْأَرْضِ وَلَا يُصْلِحُونَ
Verse 151, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Mereka berkata, “Kamu tidak lain hanyalah seorang yang terkena pengaruh sihir yang kuat sehingga akalnya tidak berfungsi.” Begitulah, mereka memberikan jawaban yang keras dan menyakitkan.
قَالُوا إِنَّمَا أَنْتَ مِنَ الْمُسَحَّرِينَ
Verse 152, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Mereka melanjutkan lagi, “Kamu pun adalah manusia biasa seperti kami. Jadi, bagaimana mungkin kamu menganggap memiliki keistimewaan sebagai nabi dan rasul? Kalau ajakanmu memang benar, perlihatkanlah kepada kami suatu mukjizat yang dapat membuktikan kebenaran risalahmu.”
مَا أَنْتَ إِلَّا بَشَرٌ مِثْلُنَا فَأْتِ بِآيَةٍ إِنْ كُنْتَ مِنَ الصَّادِقِينَ
Verse 153, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Shâlih–yang diberikan Allah mukjizat seekor unta–menanggapi tuntutan mereka, seraya berkata, “Ini adalah seekor unta dari Allah yang Dia jadikan sebagai mukjizat. Unta ini diberi giliran untuk minum pada hari tertentu, dan kalian dilarang minum pada hari itu. Demikian pula kalian mendapat jatah minum di hari lain ketika unta itu tidak boleh diberi minum.
قَالَ هَٰذِهِ نَاقَةٌ لَهَا شِرْبٌ وَلَكُمْ شِرْبُ يَوْمٍ مَعْلُومٍ
Verse 154, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Janganlah kalian ganggu unta ini, jika kalian tidak ingin dibinasakan oleh azab yang besar.”
وَلَا تَمَسُّوهَا بِسُوءٍ فَيَأْخُذَكُمْ عَذَابُ يَوْمٍ عَظِيمٍ
Verse 155, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Tetapi mereka kemudian membunuh unta itu dan menyalahi kesepakatan mereka dengan Shâlih. Karenanya, mereka berhak mendapatkan azab. Lalu mereka pun menyesali perbuatan itu.
فَعَقَرُوهَا فَأَصْبَحُوا نَادِمِينَ
Verse 156, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Sesuai dengan peringatan Shâlih, mereka pun kemudian dibinasakan oleh azab Allah. Rasa penyesalan mereka tak berguna lagi untuk menepis siksaan akibat dosa-dosa mereka. Sesungguhnya dalam kisah mereka ini terdapat bukti kekuasaan Allah yang akan menghancurkan orang-orang kafir dan menyelamatkan orang-orang Mukmin. Tetapi banyak dari kaummu, Muhammad, yang tidak mempercayainya.
فَأَخَذَهُمُ الْعَذَابُ ۗ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَةً ۖ وَمَا كَانَ أَكْثَرُهُمْ مُؤْمِنِينَ
Verse 157, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Dan sesungguhnya Penciptamu Mahakuasa untuk membinasakan orang-orang yang membangkang; Maha Pengasih untuk menyelamatkan orang-orang yang bertakwa.
وَإِنَّ رَبَّكَ لَهُوَ الْعَزِيزُ الرَّحِيمُ
Verse 158, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Kaum Lûth–di saat menolak seruan untuk mengesakan Allah dan meninggalkan kemusyrikan–telah mendustakan para rasul.
كَذَّبَتْ قَوْمُ لُوطٍ الْمُرْسَلِينَ
Verse 159, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Ingatkanlah kaummu, wahai Muhammad, tatkala Lûth, saudara dan besan kaumnya, berkata kepada mereka, “Wahai kaumku, tidakkah kalian takut akan azab Allah?
إِذْ قَالَ لَهُمْ أَخُوهُمْ لُوطٌ أَلَا تَتَّقُونَ
Verse 160, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Sesungguhnya aku diutus oleh Allah kepada kalian untuk menyampaikan agama yang benar dan aku dapat dipercaya untuk menyampaikan agama ini.
إِنِّي لَكُمْ رَسُولٌ أَمِينٌ
Verse 161, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Maka hindarilah azab Allah, dan ikutilah seruanku kepada kalian.
فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَطِيعُونِ
Verse 162, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Aku tidak mengharap imbalan kalian saat menyampaikan dakwahku ini. Imbalanku semata-mata dari Sang Penguasa dan Pemelihara alam semesta.”
فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَطِيعُونِ
Verse 163, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Lûth melanjutkan, “Apakah kalian lebih menikmati menggauli lelaki ketimbang perempuan?” Lûth bermaksud mencela perbuatan keji dan menjijikkan yang biasa mereka lakukan. (1) (1) Ayat ini mensinyalir tentang bahaya homoseks, suatu tindakan kotor yang menjijikkan dan menurunkan martabat kemanusiaan. Kebiasaan kotor ini, jika meluas, akan memporak-porandakan ikatan perkawinan konvensional yang merupakan sunnatullah untuk memelihara dan mengembangkan keturunan serta memakmurkan bumi. Di samping itu, homoseks–seperti halnya praktek prostitusi–dapat menyebarkan berbagai jenis penyakit, seperti sipilis, gonorea (kencing nanah), chonoroid, serta beberapa penyakit kulit, semisal kudis dan sebagainya. Selain itu, pada lobang anus akan terjadi beberapa kelainan, di antaranya mengendurnya otot pencerna sehingga sulit mengontrol proses buang air, sobeknya anus dan punahnya selular-selular yang ada di sekitarnya sehingga menggelembung seperti bentuk corong. Di dalam anus itu sendiri akan dipenuhi berbagai mikroba dan bakteri yang dapat berpindah ke anggota tubuh pelaku praktek homoseks yang dapat mengakibatkan radang saluran air seni. Di sisi lain, orang menjadi objek praktek kotor ini–jika biasa diperlakukan sejak kecil–akan menjadi biseksual. Tetapi terkadang gejalanya bisa berbalik. Ia akan berusaha tampil lebih maskulin untuk menutup kekurangan dan keabnormalan dirinya. Demikianlah, Allah Swt. telah dengan tegas melarang praktek menjijikkan ini dalam beberapa ayat al-Qur’ân yang, sebagiannya, merinci hikmah dari pengharaman homoseksualitas. Mahabenar Allah ketika Dia berfirman, “Mengapa kalian mendatangi jenis lelaki di antara manusia dan kalian meninggalkan istri-istri yang diciptakan Tuhan untuk kalian? Kalian adalah kaum yang melampaui batas” (al-Qur’ân surat Al Syuara: 165-166).
أَتَأْتُونَ الذُّكْرَانَ مِنَ الْعَالَمِينَ
Verse 164, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
“Dan mengapa,” lanjut Lûth, “kalian meninggalkan istri-istri yang halal yang diciptakan Allah untuk kesenangan kalian? Bahkan kalian, dengan melakukan semua kemaksiatan, adalah kaum yang kezalimannya telah melampaui batas?”
وَتَذَرُونَ مَا خَلَقَ لَكُمْ رَبُّكُمْ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ ۚ بَلْ أَنْتُمْ قَوْمٌ عَادُونَ
Verse 165, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Mendengar penolakan dan cacian Lûth terhadap praktek buruk itu, mereka–dengan penuh amarah–berkata, “Sungguh, jika kamu tidak berhenti memaki-maki kami, kamu akan kami buang dari negeri ini dengan kondisi yang sangat buruk.”
قَالُوا لَئِنْ لَمْ تَنْتَهِ يَا لُوطُ لَتَكُونَنَّ مِنَ الْمُخْرَجِينَ
Verse 166, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Lûth berkata, “Aku memang termasuk orang yang membenci perbuatan kalian ini. Maka aku tidak akan berhenti untuk menolak dan mencela hal ini.”
قَالَ إِنِّي لِعَمَلِكُمْ مِنَ الْقَالِينَ
Verse 167, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Mendengar jawaban kaumnya, Lûth merasa tidak punya harapan lagi. Ia pun memanjatkan doa kepada Allah agar menyelamatkan dirinya dan keluarganya dari akibat perbuatan bodoh mereka itu.
رَبِّ نَجِّنِي وَأَهْلِي مِمَّا يَعْمَلُونَ
Verse 168, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Allah pun memperkenankan permohonan Lûth untuk menyelamatkannya dan para pengikutnya. Mereka semua diperintahkan untuk meninggalkan rumah-rumah mereka saat akan diturunkan azab kepada orang-orang yang telah mendustakan kebenaran.
فَنَجَّيْنَاهُ وَأَهْلَهُ أَجْمَعِينَ
Verse 169, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Kecuali istrinya yang renta. Ia tetap tinggal dan tidak akan keluar bersama Lûth. Maka ia pun binasa karena kekufuran, pengkhianatan dan loyalitasnya terhadap orang-orang yang fasik.
إِلَّا عَجُوزًا فِي الْغَابِرِينَ
Verse 170, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Kemudian Allah membinasakan orang-orang kafir yang jahat itu dalam suatu kehancuran yang amat menyeramkan.
ثُمَّ دَمَّرْنَا الْآخَرِينَ
Verse 171, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Allah menurunkan hujan batu dari langit kepada kaum yang ganjil ini. Mereka pun akhirnya binasa. Hujan batu itu demikian deras menimpa mereka. Dan hujan ini–yang merupakan bentuk penghancuran terdahsyat–adalah hujan terburuk yang menimpa orang-orang yang diberi peringatan.
وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهِمْ مَطَرًا ۖ فَسَاءَ مَطَرُ الْمُنْذَرِينَ
Verse 172, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Sesungguhnya siksa yang Kami timpakan kepada kaum ini merupakan bukti yang menunjukkan kesempurnaan kekuasaan Allah. Tetapi kebanyakan kaummu, Muhammad, tidak mempercayai seruanmu.
إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَةً ۖ وَمَا كَانَ أَكْثَرُهُمْ مُؤْمِنِينَ
Verse 173, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Sesungguhnya Tuhanmu Mahaperkasa dan Maha Penyayang. Dia akan menyiksa orang-orang yang berbuat dosa dan memberi pahala kepada orang-orang yang beriman.
وَإِنَّ رَبَّكَ لَهُوَ الْعَزِيزُ الرَّحِيمُ
Verse 174, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Inilah kisah Syu’ayb dan penduduk Aykah, penghuni suatu lahan yang dipenuhi dengan pepohonan yang rindang di dekat kota Madyan. Kepada penduduk Aykah ini, Allah telah mengutus Syu’ayb yang juga diutus ke Madyan. Tetapi mereka telah mendustakan seruan rasul mereka. Dengan demikian, mereka–karena kesamaan prinsip dakwah seluruh rasul–berarti telah mengingkari semua risalah.
كَذَّبَ أَصْحَابُ الْأَيْكَةِ الْمُرْسَلِينَ
Verse 175, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Ingatkanlah kaummu, wahai Muhammad, tatkala Syu’ayb berkata kepada penduduk Aykah, “Apakah kalian tidak takut kepada Allah dan beriman kepada-Nya?” Dengan segera mereka langsung mendustakannya.
إِذْ قَالَ لَهُمْ شُعَيْبٌ أَلَا تَتَّقُونَ
Verse 176, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
“Sesungguhnya aku diutus oleh Tuhan semesta alam kepada kalian untuk menyampaikan petunjuk dan kebenaran. Dan aku terpercaya untuk menyampaikan risalah-Nya ini kepada kalian.
إِنِّي لَكُمْ رَسُولٌ أَمِينٌ
Verse 177, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Maka waspadalah kalian akan siksa Allah. Patuhilah aku dengan melaksanakan segala perintah Allah dan menyucikan diri kalian dari dosa.
فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَطِيعُونِ
Verse 178, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Aku tidak mengharapkan imbalan apa-apa dari kalian. Imbalanku akan kudapatkan secara utuh–sesuai dengan amal perbuatanku–dari Tuhan semesta alam.”
وَمَا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ مِنْ أَجْرٍ ۖ إِنْ أَجْرِيَ إِلَّا عَلَىٰ رَبِّ الْعَالَمِينَ
Verse 179, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Penduduk Aykah itu juga diperintahkan oleh Syu’ayb untuk memberikan timbangan secara utuh, karena pada mereka terdapat kebiasaan memberikan timbangan yang tidak adil dan merugikan orang lain.
۞ أَوْفُوا الْكَيْلَ وَلَا تَكُونُوا مِنَ الْمُخْسِرِينَ
Verse 180, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Syu’ayb melanjutkan, “Dan timbanglah sesuatu dengan timbangan yang sempurna, sehingga orang-orang dapat mengambil haknya secara adil dan benar.
وَزِنُوا بِالْقِسْطَاسِ الْمُسْتَقِيمِ
Verse 181, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Janganlah kalian kurangi apa yang menjadi hak orang lain, dan jangan pula membuat kerusakan di muka bumi dengan membunuh, menyamun, melakukan tindak kejahatan dan mengikuti hawa nafsu yang rendah.
وَلَا تَبْخَسُوا النَّاسَ أَشْيَاءَهُمْ وَلَا تَعْثَوْا فِي الْأَرْضِ مُفْسِدِينَ
Verse 182, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Dan berhati-hatilah akan azab Allah, Tuhan yang telah menciptakan kalian dan umat-umat yang kuat dan sombong sebelum kalian.”
وَاتَّقُوا الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالْجِبِلَّةَ الْأَوَّلِينَ
Verse 183, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Mereka berkata, “Kamu hanyalah salah seorang yang dipengaruhi oleh kekuatan sihir, sehingga akal sehatnya menjadi hilang.
قَالُوا إِنَّمَا أَنْتَ مِنَ الْمُسَحَّرِينَ
Verse 184, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Lagi pula kamu adalah manusia biasa seperti kami. Mengapa kamu merasa lebih istimewa dari kami untuk menyampaikan risalah? Kami yakin kamu tidak lain hanyalah salah seorang pembohong besar.
وَمَا أَنْتَ إِلَّا بَشَرٌ مِثْلُنَا وَإِنْ نَظُنُّكَ لَمِنَ الْكَاذِبِينَ
Verse 185, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Jika kamu benar-benar membawa risalah, mengapa tidak dijatuhkan kepada kami suatu bentuk azab dari langit?” Demikianlah, permintaan ini menyiratkan betapa kukuhnya pengingkaran mereka.
فَأَسْقِطْ عَلَيْنَا كِسَفًا مِنَ السَّمَاءِ إِنْ كُنْتَ مِنَ الصَّادِقِينَ
Verse 186, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Syu’ayb berkata, “Tuhanku Maha Mengetahui kemaksiatan yang kalian lakukan, dan kalian berhak mendapatkan azab. Dia akan menimpakan azab itu kepada kalian pada saat yang telah ditentukan.” Ucapan ini mencerminkan kepasrahan Syu’ayb kepada Allah. Tujuannya tidak lain untuk memperingatkan mereka.
قَالَ رَبِّي أَعْلَمُ بِمَا تَعْمَلُونَ
Verse 187, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Akan tetapi, mereka tetap bersikukuh mendustakan Syu’ayb. Lalu Allah menurunkan kepada mereka cuaca yang sangat panas, sehingga membuat mereka berlarian tanpa membawa naungan apa-apa. Tatkala mereka semua berkumpul di bawah naungan awan, Allah menimpakan kepada mereka gumpalan-gumpalan api. Mereka pun binasa di hari yang luar biasa dahsyat itu.
فَكَذَّبُوهُ فَأَخَذَهُمْ عَذَابُ يَوْمِ الظُّلَّةِ ۚ إِنَّهُ كَانَ عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيمٍ
Verse 188, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Sesungguhnya azab yang diturunkan kepada penduduk Aykah yang membangkang itu merupakan bukti kemahakuasaan Allah. Tetapi kebanyakan kaummu, Muhammad, tidak meyakininya.
إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَةً ۖ وَمَا كَانَ أَكْثَرُهُمْ مُؤْمِنِينَ
Verse 189, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Sesungguhnya Tuhanmu Mahaesa dalam kekuatan dan kemenangan. Dan Dia Maha Pengasih kepada orang-orang yang beriman.
وَإِنَّ رَبَّكَ لَهُوَ الْعَزِيزُ الرَّحِيمُ
Verse 190, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Dan sesungguhnya al-Qur’ân, yang telah memaparkan kisah-kisah yang benar-benar terjadi ini, diturunkan oleh Sang Pencipta, Penguasa dan Pemelihara alam semesta. Maka berita al-Qur’ân itu adalah benar, dan hukumnya terus berlaku hingga hari kiamat nanti.
وَإِنَّهُ لَتَنْزِيلُ رَبِّ الْعَالَمِينَ
Verse 191, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Al-Qur’ân itu diturunkan lewat perantaraan al-Rûh al-Amîn, Jibril a. s.
نَزَلَ بِهِ الرُّوحُ الْأَمِينُ
Verse 192, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Jibrîl menurunkannya ke dalam hatimu sehingga kamu dapat memelihara dan memahaminya, dan sehingga al-Qur’ân itu tertancap kuat di dalam hatimu yang tak mungkin bisa terlupakan. Dengan demikian, kamu–lewat kandungan al-Qur’ân–dapat memberi peringatan akan akibat yang didapatkan oleh orang-orang yang mengingkari kebenaran.
عَلَىٰ قَلْبِكَ لِتَكُونَ مِنَ الْمُنْذِرِينَ
Verse 193, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Al-Qur’ân itu diturunkan kepadamu melalui Jibrîl dalam bahasa Arab yang jelas makna dan petunjuknya, agar manusia mendapatkan kebaikan, baik agama maupun dunia.
بِلِسَانٍ عَرَبِيٍّ مُبِينٍ
Verse 194, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Dan sesungguhnya berita tentang al-Qur’ân yang diturunkan dari sisi Allah kepada Muhammad saw. ini telah termaktub dalam kitab suci-kitab suci para nabi sebelumnya.
وَإِنَّهُ لَفِي زُبُرِ الْأَوَّلِينَ
Verse 195, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Dari itu, adakah para pembangkang masih bersikeras mengingkari al-Qur’ân? Padahal mereka, sebenarnya, memiliki bukti yang membenarkan Muhammad saw. melalui pengetahuan para cerdik pandai Banû Isrâ’îl, bahwa–seperti termaktub dalam kitab suci mereka–al-Qur’ân benar-benar akan diturunkan kepadanya (Muhammad).
أَوَلَمْ يَكُنْ لَهُمْ آيَةً أَنْ يَعْلَمَهُ عُلَمَاءُ بَنِي إِسْرَائِيلَ
Verse 196, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Kalaupun, umapamanya, al-Qur’ân diturunkan kepada beberapa orang non Arab yang dapat berbicara bahasa Arab, meskipun tidak fasih, yang mustahil dituduh dapat membuat al-Qur’ân,
وَلَوْ نَزَّلْنَاهُ عَلَىٰ بَعْضِ الْأَعْجَمِينَ
Verse 197, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
lalu ia membacakan kepada mereka–dan ini merupakan kejadian luar biasa–dengan bacaan yang benar, niscaya mereka akan tetap mengingkarinya. Mereka akan terus mencari-cari alasan untuk mempertahankan pengingkaran mereka.
وَلَوْ نَزَّلْنَاهُ عَلَىٰ بَعْضِ الْأَعْجَمِينَ
Verse 198, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Pendustaan telah Kami masukkan dan tetapkan ke dalam hati mereka, juga kepada orang-orang yang mempunyai sifat yang sama seperti mereka.
كَذَٰلِكَ سَلَكْنَاهُ فِي قُلُوبِ الْمُجْرِمِينَ
Verse 199, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Tidak ada cara lain untuk mengubah pengingkaran yang ada pada mereka kecuali mereka lihat sendiri betapa pedihnya azab yang mengancam mereka.
لَا يُؤْمِنُونَ بِهِ حَتَّىٰ يَرَوُا الْعَذَابَ الْأَلِيمَ
Verse 200, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Maka, secara tiba-tiba dan tanpa diduga, azab itu Kami turunkan kepada mereka. Dan mereka benar- benar tidak menyadari kedatangannya.
فَيَأْتِيَهُمْ بَغْتَةً وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ
Verse 201, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Di saat azab itu turun, mereka–dengan perasaan menyesal dan meminta diberi kesempatan lagi–berkata, “Adakah kesempatan lagi untuk kami?” Tetapi permintaan mereka ini akan ditolak.
فَيَقُولُوا هَلْ نَحْنُ مُنْظَرُونَ
Verse 202, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Allah menjelaskan kedunguan mereka yang ingin mempercepat turunnya azab setelah berkali-kali mendapat peringatan dan ancaman. Allah Swt. berfirman, “Orang-orang kafir Mekah telah tertipu dengan penundaan yang Aku berikan, mengapa mereka ingin cepat-cepat diturunkan azab?”
أَفَبِعَذَابِنَا يَسْتَعْجِلُونَ
Verse 203, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Pikirkanlah, niscaya kamu akan mengetahui mengapa Kami memberikan kepada mereka kenikmatan hidup bertahun-tahun dengan kehidupan yang laik?
أَفَرَأَيْتَ إِنْ مَتَّعْنَاهُمْ سِنِينَ
Verse 204, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Lalu Kami menurunkan kepada mereka azab yang pedih yang telah diperingatkan.
ثُمَّ جَاءَهُمْ مَا كَانُوا يُوعَدُونَ
Verse 205, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Umur panjang dan kesenangan hidup yang mereka dapatkan tidak dapat menepis azab yang Allah turunkan. Cepat atau lambat, azab-Nya pasti datang. Maka kenikmatan yang berakhir dengan azab bukanlah merupakan suatu kebaikan.
مَا أَغْنَىٰ عَنْهُمْ مَا كَانُوا يُمَتَّعُونَ
Verse 206, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Telah menjadi hukum Kami (sunnatullâh), bahwa Kami tidak akan membinasakan suatu umat tanpa lebih dulu mengutus para rasul untuk memberikan peringatan. Dengan demikian, mereka tak memiliki alasan lagi.
وَمَا أَهْلَكْنَا مِنْ قَرْيَةٍ إِلَّا لَهَا مُنْذِرُونَ
Verse 207, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Agar hal ini dapat dijadikan sebagai suatu peringatan dan bahan renungan. Kami tidak akan berbuat zalim dengan mengazab suatu kaum yang belum diutus rasul.
ذِكْرَىٰ وَمَا كُنَّا ظَالِمِينَ
Verse 208, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Al-Qur’ân menafikan ucapan orang kafir Mekah bahwa Muhammad telah dirasuki jin yang membisikkan al-Qur’ân. Maka difirmankan, “Setan-setan itu tak dapat menurunkan dan membisikkan al-Qur’ân!
وَمَا تَنَزَّلَتْ بِهِ الشَّيَاطِينُ
Verse 209, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Mereka tidak boleh dan tidak akan mampu membuat dan menurunkan al-Qur’ân.
وَمَا يَنْبَغِي لَهُمْ وَمَا يَسْتَطِيعُونَ
Verse 210, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Dan sesungguhnya setan-setan itu dijauhkan dan tidak dapat mendengar al-Qur’ân yang diturunkan kepada Muhammad saw.”
إِنَّهُمْ عَنِ السَّمْعِ لَمَعْزُولُونَ
Verse 211, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Maka hadapkanlah dirimu, Muhammad, kepada Allah. Ikhlaslah selalu dalam beribadah kepada-Nya, dan jangan hirukan anggapan-anggapan orang-orang musyrik yang rancu dan salah itu. (Ajakan kepada rasul untuk mengikhlaskan diri, seperti termaktub dalam ayat ini, juga merupakan ajakan untuk seluruh umatnya).
فَلَا تَدْعُ مَعَ اللَّهِ إِلَٰهًا آخَرَ فَتَكُونَ مِنَ الْمُعَذَّبِينَ
Verse 212, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Peringatkanlah keluarga dekatmu akan azab akibat kemusyrikan dan kemaksiatan. Kemudian peringatkanlah mereka yang hubungan keluarganya lebih jauh, dan begitu seterusnya.
وَأَنْذِرْ عَشِيرَتَكَ الْأَقْرَبِينَ
Verse 213, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Dan berlemah lembutlah kepada mereka yang telah menerima seruanmu untuk beriman.
وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِمَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ
Verse 214, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Jika mereka, ternyata, tetap mendurhakai dan tidak mematuhimu, maka bebaskanlah dirimu dari mereka dan dari perbuatan-perbuatan mereka seperti kemusyrikan dan kemaksiatan-kemaksiatan lainnya.
فَإِنْ عَصَوْكَ فَقُلْ إِنِّي بَرِيءٌ مِمَّا تَعْمَلُونَ
Verse 215, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Lalu serahkanlah segala urusanmu kepada Sang Mahaperkasa lagi Mahakuasa untuk menghancurkan–dengan ‘izzah-Nya–musuh-musuhmu. Dia akan memberikan pertolongan kepadamu, juga kepada orang-orang yang ikhlas dalam perbuatan dengan rahmat-Nya.
وَتَوَكَّلْ عَلَى الْعَزِيزِ الرَّحِيمِ
Verse 216, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Yang menyaksikanmu bangun untuk bertahajud dan saat kamu mengerjakan kebajikan.
الَّذِي يَرَاكَ حِينَ تَقُومُ
Verse 217, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Dan Yang memperhatikan tingkah lakumu di tengah-tengah mereka yang sedang salat, ketika kamu sedang bediri, rukuk, sujud dan ketika engkau sedang memimpin mereka bersembahyang.
وَتَقَلُّبَكَ فِي السَّاجِدِينَ
Verse 218, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Allah Swt. sungguh Maha Mendengar doa dan zikirmu; Maha Mengetahui niat dan perbuatanmu. Seolah-olah Allah berkata kepada Nabi, “Jangan kamu memaksakan dirimu menahan keberatan-keberatan beribadah, karena kamu berada dalam penglihatan dan pengawasan Kami.”
إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
Verse 219, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Orang-orang musyrik berkata, “Sungguh telah datang sekelompok setan yang meggoda Muhammad.” Al-Qur’ân membantah tuduhan mereka dengan menyatakan, “Maukah kalian Kami beritahu siapakah orang yang telah didatangi dan digoda oleh setan?”
هَلْ أُنَبِّئُكُمْ عَلَىٰ مَنْ تَنَزَّلُ الشَّيَاطِينُ
Verse 220, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Setan akan menghampiri setiap orang yang membuat kebohongan paling buruk dan melakukan dosa amat keji. Mereka adalah para pendeta jahat yang memiliki perangai menyerupai setan.
تَنَزَّلُ عَلَىٰ كُلِّ أَفَّاكٍ أَثِيمٍ
Verse 221, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Mereka menyimak kata-kata setan yang memperdengarkan dugaan-dugaan yang menjadikan mereka sebagai pendusta.
يُلْقُونَ السَّمْعَ وَأَكْثَرُهُمْ كَاذِبُونَ
Verse 222, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Orang-orang kafir berkata, “Al-Qur’ân itu hanyalah puisi karangan seorang penyair bernama Muhammad.” Allah memperlihatkan kepalsuan tuduhan mereka dengan memberikan penjelasan bahwa al-Qur’ân itu penuh dengan kata-kata bijak (hikam) dan aturan-aturan hukum (ahkâm). Gaya bahasa al-Qur’ân itu sangat berlainan dengan gaya bahasa kebanyakan para penyair di masa itu yang sarat dengan kepalsuan dan kebohongan. Dan watak Muhammad sendiri pun berbeda dengan watak para penyair kebanyakan yang selalu berkata bohong.
وَالشُّعَرَاءُ يَتَّبِعُهُمُ الْغَاوُونَ
Verse 223, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Tidakkah kalian mengetahui bagaimana para penyair itu mempermainkan kata-kata yang menutupi jalan kebenaran?
أَلَمْ تَرَ أَنَّهُمْ فِي كُلِّ وَادٍ يَهِيمُونَ
Verse 224, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Dan sungguh mereka seringkali mengatakan sesuatu yang tidak pernah mereka lakukan.
وَأَنَّهُمْ يَقُولُونَ مَا لَا يَفْعَلُونَ
Verse 225, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Akan tetapi, kalangan penyair yang mengikuti petunjuk-petunjuk ketuhanan dan berbuat kebajikan sehingga memiliki kepribadian yang luhur, dan selalu mengingat Allah dengan penuh rasa khusyuk hingga timbul rasa takutnya kepada Allah, adalah penyair-penyair yang menjadikan syairnya sebagai pelipur lara dan sebagai sarana untuk membela agama dan mempertahankan kebenaran pada saat kebenaran diinjak- injak. Orang-orang yang menzalimi diri sendiri dengan berbuat syirik dan mengejek Rasulullah saw. itu kelak akan tahu akibat buruk mana yang menjadi tempat kembali mereka.
إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَذَكَرُوا اللَّهَ كَثِيرًا وَانْتَصَرُوا مِنْ بَعْدِ مَا ظُلِمُوا ۗ وَسَيَعْلَمُ الَّذِينَ ظَلَمُوا أَيَّ مُنْقَلَبٍ يَنْقَلِبُونَ
Verse 226, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Recent Comments