26. Asy-Syu’ara’ 1-150 (Para Penyair) الشعراۤء
[[26 ~ ASY-SYU’ARA’ (PARA PUJANGGA) Pendahuluan: Makkiyyah, 227 ayat ~ Surat ini dibuka dengan menyebutkan kedudukan al-Qur’ân. Setelah itu, pembicaraan beralih kepada ancaman atas orang-orang kafir yang akan disiksa oleh Allah Yang Mahakuasa, dan hiburan untuk Nabi Muhammad saw. dari pendustaan kaumnya dengan mengatakan bahwa perlakuan seperti itu juga dialami oleh beberapa rasul sebelumnya. Maka disebutlah kisah tentang pertemuan Mûsâ dan Hârûn dengan Fir’aun yang membangkang; kisah Ibrâhîm a. s., bapak para nabi; kisah Nûh a. s. bersama kaumnya; kisah Hûd a. s. dengan kabilah ‘Ad dan Shâlih a. s. dengan kabilah Tsamûd; kisah Lûth a. s. yang, dalam surat ini, dipaparkan secara lebih panjang; dan kisah Syu’aib a. s. tatkala menghadapi penduduk Aykah. Kisah ketujuh nabi ini, jika dicermati, mencerminkan kesatuan pokok-pokok dasar dakwah seluruh rasul yang diutus kepada umat manusia. Di sisi lain, dari kisah-kisah itu dapat dipetik satu pelajaran bahwa orang-orang kafir menggunakan cara yang praktis sama ketika menolak risalah dan seruan para rasul. Surat ini ditutup, sebagaimana awalnya, dengan menyebutkan kedudukan al-Qur’ân, yang diakhiri dengan menolak anggapan bahwa Nabi Muhammad saw. adalah seorang pujangga dan al-Qur’ân tidak lebih dari kumpulan syair.]] Thâ, Sîn, Mîm. Dengan huruf-huruf ini dijelaskan bahwa al-Qur’ân merupakan suatu mukjizat yang menundukkan manusia. Untaian katanya tersusun dari huruf-huruf sejenis itu, yang masih dalam kemampuan manusia. Karenanya, jika ada yang meragukan bahwa al-Qur’ân benar-benar diturunkan oleh Allah, tentu manusia dapat membuat seperti itu. Tapi sudah pasti, tak ada satu makhluk pun yang dapat membuat seperti al-Qur’ân.
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ طسم
Verse 0, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Firman yang Aku wahyukan kepadamu ini, wahai Muhammad, merupakan ayat-ayat al-Qur’ân yang menjelaskan berbagai hukum dan aturan yang terkandung di dalamnya.
تِلْكَ آيَاتُ الْكِتَابِ الْمُبِينِ
Verse 1, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Aku merasa prihatin melihat dirimu, wahai Muhammad, bersedih hati mendapatkan pengingkaran dan ketakberimanan kaummu.
لَعَلَّكَ بَاخِعٌ نَفْسَكَ أَلَّا يَكُونُوا مُؤْمِنِينَ
Verse 2, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Sesungguhnya Kami Mahakuasa untuk mendatangkan kepada mereka suatu mukjizat yang dapat memaksa mereka untuk beriman, sehingga–sebagaimana yang kamu harapkan–mereka semua menjadi patuh dan tunduk kepada-Ku. Tetapi Kami tidak akan melakukan hal seperti itu, karena sudah menjadi ketetapan hukum Kami (sunnatullâh) untuk menyuruh mereka beriman tanpa paksaan. Dengan demikian, perintah dan larangan yang akan menghasilkan pahala atau siksa itu tidak kehilangan maknanya.
إِنْ نَشَأْ نُنَزِّلْ عَلَيْهِمْ مِنَ السَّمَاءِ آيَةً فَظَلَّتْ أَعْنَاقُهُمْ لَهَا خَاضِعِينَ
Verse 3, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Dan kalaulah Allah terus menurunkan wahyu-Nya lagi kepadamu, yang mengingatkan mereka–sebagai suatu rahmat–akan kebenaran agama ini, mereka akan terus-menerus menampik dan mengingkarinya. Pelbagai jalan yang dapat menghantarkan mereka untuk menerima petunjuk telah tertutup.
وَمَا يَأْتِيهِمْ مِنْ ذِكْرٍ مِنَ الرَّحْمَٰنِ مُحْدَثٍ إِلَّا كَانُوا عَنْهُ مُعْرِضِينَ
Verse 4, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Sungguh mereka itu telah mendustakan dan mengejek kebenaran yang kamu sampaikan. Maka bersabarlah menghadapi perlakuan mereka ini. Kelak mereka akan mendapati akibat dari ejekan yang membawa petaka besar ini.
فَقَدْ كَذَّبُوا فَسَيَأْتِيهِمْ أَنْبَاءُ مَا كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ
Verse 5, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Adakah mereka akan terus mempertahankan kekufuran dan pendustaan serta tidak merenungi dan mengamati sebagian ciptaan Allah di bumi ini? Sebenarnya, jika mereka bersedia merenungi dan mengamati hal itu, niscaya mereka akan mendapatkan petunjuk. Kamilah yang mengeluarkan dari bumi ini beraneka ragam tumbuh-tumbuhan yang mendatangkan manfaat. Dan itu semua hanya dapat dilakukan oleh Tuhan yang Mahaesa dan Mahakuasa.
أَوَلَمْ يَرَوْا إِلَى الْأَرْضِ كَمْ أَنْبَتْنَا فِيهَا مِنْ كُلِّ زَوْجٍ كَرِيمٍ
Verse 6, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Sesungguhnya adanya beraneka ragam tumbuh-tumbuhan di bumi merupakan bukti yang jelas akan adanya Sang Pencipta Yang Mahakuasa. Tetapi kebanyakan kaum, ternyata, tidak mau beriman.
إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَةً ۖ وَمَا كَانَ أَكْثَرُهُمْ مُؤْمِنِينَ
Verse 7, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Dan sesungguhnya Penguasa dan Pemelihara dirimu, Dialah yang akan membalas para pendusta kebenaran dan mengaruniakan rahmat-Nya kepada orang-orang yang beriman.
وَإِنَّ رَبَّكَ لَهُوَ الْعَزِيزُ الرَّحِيمُ
Verse 8, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Dan ingatkanlah kaummu, wahai Muhammad, kisah tentang Mûsâ saat diseru oleh Tuhanmu, “Wahai Mûsâ, pergilah kamu sebagai seorang rasul kepada satu kaum yang telah menzalimi diri mereka sendiri dengan kekafiran dan menzalimi Banû Isrâ’îl dengan memperbudak dan membunuh anak-anak lelaki mereka.
وَإِذْ نَادَىٰ رَبُّكَ مُوسَىٰ أَنِ ائْتِ الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
Verse 9, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Datangilah kaum Fir’aun itu, karena mereka selalu melakukan kezaliman. Sungguh mereka adalah orang-orang yang aneh! Bagaimana mungkin mereka tidak takut dan waspada akan akibat buruk dari kezaliman yang mereka lakukan?”
قَوْمَ فِرْعَوْنَ ۚ أَلَا يَتَّقُونَ
Verse 10, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Mûsâ berkata, “Wahai Tuhanku, aku sungguh khawatir mereka tidak akan menerima risalahku ini, karena sikap pongah dan membangkang yang ada pada mereka.
قَالَ رَبِّ إِنِّي أَخَافُ أَنْ يُكَذِّبُونِ
Verse 11, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Lalu aku merasa geram mendapati mereka mendustakan aku, sehingga lidahku menjadi kelu untuk melontarkan bukti-bukti yang ingin kupaparkan. Dari itu, utuslah Jibril a. s. kepada Hârûn, saudaraku, untuk membantuku mengemban tugas ini.
وَيَضِيقُ صَدْرِي وَلَا يَنْطَلِقُ لِسَانِي فَأَرْسِلْ إِلَىٰ هَارُونَ
Verse 12, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Lagi pula mereka telah menganggap aku bersalah karena telah membunuh salah seorang di antara mereka. Aku khawatir, mereka–sebagai suatu bentuk pembalasan–akan lebih dulu membunuhku sebelum aku sempat melaksanakan tugas ini. Dan ini menambah kekhawatiranku.”
وَلَهُمْ عَلَيَّ ذَنْبٌ فَأَخَافُ أَنْ يَقْتُلُونِ
Verse 13, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Allah berfirman kepada Mûsâ, “Mereka tidak akan membunuhmu, dan Aku telah mengabulkan permohonanmu mengenai Hârûn. Maka berangkatlah kalian berdua dengan berbekal mukjizat-mukjizat-Ku. Aku akan menjaga kalian dan mendengarkan apa yang terjadi antara kalian dan Fir’aun. Dan kalian berdua akan mendapatkan kemenangan dan dukungan.
قَالَ كَلَّا ۖ فَاذْهَبَا بِآيَاتِنَا ۖ إِنَّا مَعَكُمْ مُسْتَمِعُونَ
Verse 14, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Berangkatlah kalian berdua menemui Fir’aun, lalu katakan kepadanya, ‘Sesungguhnya kami berdua adalah utusan Tuhan semesta alam kepadamu.
فَأْتِيَا فِرْعَوْنَ فَقُولَا إِنَّا رَسُولُ رَبِّ الْعَالَمِينَ
Verse 15, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Tuhan semesta alam telah memerintahkan kepadamu untuk membebaskan Banû Isrâ’îl pergi bersama kami’.”
أَنْ أَرْسِلْ مَعَنَا بَنِي إِسْرَائِيلَ
Verse 16, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Dengan perasaan berjasa–karena telah mengenal Mûsâ yang di masa kecilnya pernah berada dalam asuhannya di istana–Fir’aun berkata kepada Mûsâ, “Bukankah kami telah memeliharamu di waktu kecil, dan kamu berada dalam asuhan kami selama beberapa tahun?
قَالَ أَلَمْ نُرَبِّكَ فِينَا وَلِيدًا وَلَبِثْتَ فِينَا مِنْ عُمُرِكَ سِنِينَ
Verse 17, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Dan kamu telah melakukan tindak kejahatan yang keji, saat kamu membunuh salah seorang dari kaumku. Kamu pun tidak membalas jasa yang dahulu telah kami berikan kepadamu, dan juga tidak mengayomi rakyatku. Bahkan kamu mencerca tuhan-tuhan kami dengan menganggap dirimu sebagai utusan Tuhan semesta alam.”
وَفَعَلْتَ فَعْلَتَكَ الَّتِي فَعَلْتَ وَأَنْتَ مِنَ الْكَافِرِينَ
Verse 18, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Mûsâ berkata, “Aku memang telah melakukan pembunuhan yang kamu sebutkan itu karena ketidaktahuan dan kekhilafanku. Dari itu, janganlah kamu menyalahkan aku.
قَالَ فَعَلْتُهَا إِذًا وَأَنَا مِنَ الضَّالِّينَ
Verse 19, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Lalu aku melarikan diri dari kalian karena khawatir kalian akan membunuhku akibat tindakan yang tak kusengaja itu. Tuhan pun kemudian menganugerahkan kepadaku kearifan dan pengetahuan, keutamaan dan kenikmatan, serta menjadikan diriku sebagai salah seorang rasul-Nya.”
فَفَرَرْتُ مِنْكُمْ لَمَّا خِفْتُكُمْ فَوَهَبَ لِي رَبِّي حُكْمًا وَجَعَلَنِي مِنَ الْمُرْسَلِينَ
Verse 20, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Mûsâ lalu menyinggung salah satu sikap buruk Fir’aun. Dijelaskannyalah perihal perbudakan dan pembunuhan anak-anak lelaki Banû Isrâ’îl yang Fir’aun lakukan. Karena itu, Mûsâ menolak asuhannya di istana Fir’aun sebagai suatu nikmat. Sebabnya terpulang kepada kejahatan Fir’aun yang telah memperbudak dan membunuh anak-anak lelaki Banû Isrâ’îl sehingga ia dihanyutkan ke sungai untuk menyelamatkan diri dari pembunuhan Fir’aun, yang akhirnya mengantarkan Mûsâ ke istana Fir’aun. Kalaulah keadaannya tidak seperti itu, tentu Mûsâ akan diasuh oleh kedua orangtuanya.
وَتِلْكَ نِعْمَةٌ تَمُنُّهَا عَلَيَّ أَنْ عَبَّدْتَ بَنِي إِسْرَائِيلَ
Verse 21, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Fir’aun berkata, “Lalu, bagaimana sebenarnya sifat Tuhan semesta alam yang selalu kamu sebut-sebut dan kamu katakan telah mengutusmu itu? Cobalah jelaskan, karena kami tidak mengenalnya sama sekali!”
قَالَ فِرْعَوْنُ وَمَا رَبُّ الْعَالَمِينَ
Verse 22, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Mûsâ menjawab, “Dialah Penguasa langit dan bumi beserta isinya. Jika kalian meyakini jawabanku ini, maka kalian akan mendapatkan kebaikan dan petunjuk. Kalian pun akan tahu bahwa kerajaan Fir’aun yang dibangga-banggakan ini, yang hanya terbatas dalam satu wilayah saja di muka bumi, sangat tak pantas disejajarkan dengan kerajaan Tuhan.”
قَالَ رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا ۖ إِنْ كُنْتُمْ مُوقِنِينَ
Verse 23, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Fir’aun merasa heran mendengar adanya Tuhan selain dirinya dan bahwa kerajaannya tidak pantas dibandingkan dengan kerajaan Tuhan. Dengan sikap meremehkan, Fir’aun mengungkapkan keheranannya kepada orang-orang yang ada di sekitarnya, “Bagaimana tanggapan kalian mendengar ucapan Mûsâ ini?”
قَالَ لِمَنْ حَوْلَهُ أَلَا تَسْتَمِعُونَ
Verse 24, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Tanpa mempedulikan kegeraman dan cemoohan Fir’aun, Mûsâ melanjutkan lagi, “Tuhan semesta alam adalah Penciptamu dan para nenek moyangmu. Di antara nenek moyangmu itu ada yang mengaku Tuhan sebagaimana halnya kamu. Mereka semua telah binasa, dan kamu pun akan binasa pula. Dengan demikian, anggapan dirimu sebagai Tuhan sama sekali tidak dapat dibenarkan. Sebab, Tuhan yang hakiki tidak akan pernah mati.”
قَالَ رَبُّكُمْ وَرَبُّ آبَائِكُمُ الْأَوَّلِينَ
Verse 25, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Untuk membangkitkan kemarahan kaumnya, Fir’aun berkata kepada mereka. Dikatakannyalah sesuatu yang tidak benar mengenai kerasulan Mûsâ dengan menganggapnya sebagai orang gila. Karena, menurutnya, ia menjawab sesuatu yang tidak ditanyakan dan menyematkan Tuhan dengan sifat-sifat yang aneh. Demikianlah, Fir’aun telah menghasut kaumnya untuk mendustakan Mûsâ.
قَالَ إِنَّ رَسُولَكُمُ الَّذِي أُرْسِلَ إِلَيْكُمْ لَمَجْنُونٌ
Verse 26, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Mûsâ berkata, “Jika memang kalian berpikir, berimanlah kepada risalahku ini. Karena sesungguhnya terbit dan terbenamnya matahari dengan suatu ketetapan yang sangat teliti merupakan bukti yang jelas akan adanya Sang Pencipta. Dengan demikian, kalianlah yang berhak dikatakan tidak waras.”
قَالَ رَبُّ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَمَا بَيْنَهُمَا ۖ إِنْ كُنْتُمْ تَعْقِلُونَ
Verse 27, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Fir’aun berkata kepada Mûsâ, “Sungguh jika kamu menjadikan Tuhan selain diriku, aku akan menjadikan kamu salah seorang yang buruk keadaannya di dalam penjaraku.” Begitulah, Fir’aun terpaksa menggunakan ancaman setelah ia merasa tidak mampu menolak bukti-bukti ciptaan Tuhan.
قَالَ لَئِنِ اتَّخَذْتَ إِلَٰهًا غَيْرِي لَأَجْعَلَنَّكَ مِنَ الْمَسْجُونِينَ
Verse 28, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Dengan bersikap lembut karena benar-benar menginginkan keimanan Fir’aun, Mûsâ berkata, “Benarkah kamu akan menjadikan aku sebagai salah seorang tawananmu, meskipun aku perlihatkan kepadamu bukti kuat yang membenarkan segala ucapanku?”
قَالَ أَوَلَوْ جِئْتُكَ بِشَيْءٍ مُبِينٍ
Verse 29, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Fir’aun menjawab, “Cobalah perlihatkan bukti kenabianmu itu, jika kamu memang benar.” Ia berkata seperti itu dengan harapan agar dapat melihat kelemahan argumentasi Mûsâ.
قَالَ فَأْتِ بِهِ إِنْ كُنْتَ مِنَ الصَّادِقِينَ
Verse 30, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Ke hadapan Fir’aun dan kaumnya, Mûsâ pun melemparkan tongkatnya. Seketika itu juga, tongkat itu berubah menjadi seekor ular besar yang benar-benar hidup, bukan hasil sulapan sihir yang menyerupai ular.
فَأَلْقَىٰ عَصَاهُ فَإِذَا هِيَ ثُعْبَانٌ مُبِينٌ
Verse 31, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Mûsâ lalu–sebagai mukjizat kedua–mengeluarkan tangan dari kantongnya. Tangannya itu berubah menjadi sangat putih, indah gemerlapan, sehingga membuat orang-orang yang melihatnya terpana.
وَنَزَعَ يَدَهُ فَإِذَا هِيَ بَيْضَاءُ لِلنَّاظِرِينَ
Verse 32, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Fir’aun berkata kepada kaumnya, “Sesungguhnya Mûsâ benar-benar seorang penyihir yang handal.” Ia berkata seperti itu karena takut kaumnya menjadi tunduk kepada kebenaran yang mereka saksikan pada Mûsâ.
فَأَلْقَىٰ عَصَاهُ فَإِذَا هِيَ ثُعْبَانٌ مُبِينٌ
Verse 33, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Fir’aun menambahkan lagi, “Penyihir ini bermaksud menundukkan aku sehingga kalian nantinya akan terusir dari negeri ini.” Ia berkata seperti itu untuk membangkitkan kemarahan kaumnya. Sebab, keterpisahan dengan tanah tumpah darah merupakan salah satu hal yang berat, terutama bila dilakukan dengan kekerasan dan pengusiran. Selanjutnya, Fir’aun meminta saran dari kaum yang menyembahnya ini. Demikianlah, karena terdesak oleh bukti-bukti kuat yang diperlihatkan Mûsâ, Fir’aun–dengan meminta saran seperti itu–lupa bahwa ia telah mengaku Tuhan.
يُرِيدُ أَنْ يُخْرِجَكُمْ مِنْ أَرْضِكُمْ بِسِحْرِهِ فَمَاذَا تَأْمُرُونَ
Verse 34, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Kaumnya berkata kepada Fir’aun, “Tangguhkanlah perkara kedua orang ini. Lalu kerahkanlah balatentara ke seluruh kota untuk mengumpulkan para ahli sihir dari wargamu. Karena sihir hanya bisa dilawan dengan sihir.
قَالُوا أَرْجِهْ وَأَخَاهُ وَابْعَثْ فِي الْمَدَائِنِ حَاشِرِينَ
Verse 35, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Mereka akan mendatangkan kepadamu sejumlah besar ahli sihir yang piawai dan lebih unggul serta berpengalaman dibanding Mûsâ.” Dengan saran ini, kaumnya berharap dapat meredam kecemasan Fir’aun.
يَأْتُوكَ بِكُلِّ سَحَّارٍ عَلِيمٍ
Verse 36, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Maka dikumpulkanlah para ahli sihir dari seluruh pelosok negeri. Lalu ditentukan waktu pertemuan mereka dengan Mûsâ pada hari perayaan (yawm al-zînah), pada waktu duha, menjelang tengah hari.
فَجُمِعَ السَّحَرَةُ لِمِيقَاتِ يَوْمٍ مَعْلُومٍ
Verse 37, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Semua orang berharap dapat menghadiri acara yang ditunggu-tunggu pada hari yang telah ditentukan itu. Mereka saling bertanya satu sama lain, “Adakah kalian akan berkumpul?” Maksudnya, “Berkumpullah kalian semua!”
وَقِيلَ لِلنَّاسِ هَلْ أَنْتُمْ مُجْتَمِعُونَ
Verse 38, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Mereka semua memperkirakan bahwa kemenangan nantinya akan berada di pihak para ahli sihir, sehingga mereka akan tetap memeluk agama mereka. Mereka sengaja melakukan hal itu, agar para ahli sihir terdorong untuk lebih menyiapkan diri guna mengalahkan Mûsâ.
لَعَلَّنَا نَتَّبِعُ السَّحَرَةَ إِنْ كَانُوا هُمُ الْغَالِبِينَ
Verse 39, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Tatkala para ahli sihir itu datang, mereka berkata kepada Fir’aun, “Jika kami dapat mengalahkannya, adakah kamu akan memberikan kami imbalan yang besar?”
فَلَمَّا جَاءَ السَّحَرَةُ قَالُوا لِفِرْعَوْنَ أَئِنَّ لَنَا لَأَجْرًا إِنْ كُنَّا نَحْنُ الْغَالِبِينَ
Verse 40, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Fir’aun menjawab, “Tentu, kalian berhak mendapatkan apa yang kalian sebutkan. Bahkan, di samping imbalan yang besar, kalian juga akan menjadi orang terdekatku, orang-orang yang memiliki kedudukan dan kekuasaan.”
قَالَ نَعَمْ وَإِنَّكُمْ إِذًا لَمِنَ الْمُقَرَّبِينَ
Verse 41, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Ketika waktu yang ditentukan itu tiba, Mûsâ berkata kepada para ahli sihir, “Lemparkanlah semua sihir yang ingin kalian lakukan.”
قَالَ نَعَمْ وَإِنَّكُمْ إِذًا لَمِنَ الْمُقَرَّبِينَ
Verse 42, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Mereka pun melemparkan berbagai tali dan tongkat yang ada. Orang-orang pun terkesima melihat semua yang dilempar itu berubah menjadi ular-ular yang merayap. Mereka bersumpah, demi kekuasaan dan kekuatan Fir’aun, bahwa merekalah yang keluar sebagai pemenang.
قَالَ نَعَمْ وَإِنَّكُمْ إِذًا لَمِنَ الْمُقَرَّبِينَ
Verse 43, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Maka Mûsâ pun melemparkan tongkatnya. Seketika itu juga tongkat itu menjadi ular besar yang menelan semua tali dan tongkat yang mereka palsukan sehingga seolah-olah menjadi ular-ular yang merayap.
فَأَلْقَىٰ مُوسَىٰ عَصَاهُ فَإِذَا هِيَ تَلْقَفُ مَا يَأْفِكُونَ
Verse 44, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Menyaksikan hal itu, para ahli sihir segera bersujud kepada Allah. Mereka yakin apa yang dilakukan Mûsâ bukan sejenis sihir.
فَأَلْقَىٰ مُوسَىٰ عَصَاهُ فَإِذَا هِيَ تَلْقَفُ مَا يَأْفِكُونَ
Verse 45, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Mereka memperkuat kesungguhan sujud mereka dengan berkata, “Kami beriman kepada Tuhan semesta alam.”
قَالُوا آمَنَّا بِرَبِّ الْعَالَمِينَ
Verse 46, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Lalu mereka menegaskan bahwa Tuhan semesta alam yang mereka imani adalah, “Tuhan Mûsâ dan Hârûn.”
رَبِّ مُوسَىٰ وَهَارُونَ
Verse 47, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Fir’aun tidak menerima keimanan para ahli sihir yang dilakukan tanpa seizinnya, lalu ia mengancam mereka. Dikatakannya bahwa Mûsâ sebenarnya adalah guru mereka dalam soal sihir-menyihir, sehingga–karena dianggap bersekongkol–mereka berhak mendapatkan siksaan. Fir’aun berkata, “Sungguh, akan aku potong tangan dan kaki kalian secara bersilang, tangan kanan dengan kaki kiri atau sebaliknya. Lalu aku salib kalian semua!”
قَالَ آمَنْتُمْ لَهُ قَبْلَ أَنْ آذَنَ لَكُمْ ۖ إِنَّهُ لَكَبِيرُكُمُ الَّذِي عَلَّمَكُمُ السِّحْرَ فَلَسَوْفَ تَعْلَمُونَ ۚ لَأُقَطِّعَنَّ أَيْدِيَكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ مِنْ خِلَافٍ وَلَأُصَلِّبَنَّكُمْ أَجْمَعِينَ
Verse 48, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Para ahli sihir berkata, “Siksaan yang akan kamu lakukan kepada kami, sebagaimana ancamanmu, tidak akan membahayakan kami. Sebab, kami akan kembali kepada Tuhan untuk mendapatkan ganjaran-Nya, suatu ganjaran dan akhir yang baik.
قَالُوا لَا ضَيْرَ ۖ إِنَّا إِلَىٰ رَبِّنَا مُنْقَلِبُونَ
Verse 49, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Sesungguhnya kami mengharapkan ampunan Tuhan kami dari segala kesalahan yang kami lakukan sebelumnya, dan kami adalah orang-orang Mukmin pertama dari kaummu.”
إِنَّا نَطْمَعُ أَنْ يَغْفِرَ لَنَا رَبُّنَا خَطَايَانَا أَنْ كُنَّا أَوَّلَ الْمُؤْمِنِينَ
Verse 50, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Saat didapati Mûsâ tak tahan lagi menahan pedih, Allah mewahyukan kepadanya untuk membawa pergi orang-orang Banû Isrâ’îl yang beriman pada malam hari. Dan Allah telah mengatur kedua kelompok ini–yaitu Mûsâ dan kaumnya berada di muka, sementara Fir’aun beserta kaumnya mengikuti di belakang mereka–sehingga, begitu sampai di laut, Allah akan membinasakan Fir’aun dan balatentaranya.
۞ وَأَوْحَيْنَا إِلَىٰ مُوسَىٰ أَنْ أَسْرِ بِعِبَادِي إِنَّكُمْ مُتَّبَعُونَ
Verse 51, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Di saat mengetahui keberangkatan Mûsâ dan Banû Isrâ’îl, Fir’aun segera mengerahkan bala tentaranya untuk mengumpulkan di antara kaumnya yang tegap dan kuat dari seluruh wilayah kekuasannya. Ia benar- benar ingin mencegah keberangkatan Mûsâ dan Banû Isrâ’îl.
فَأَرْسَلَ فِرْعَوْنُ فِي الْمَدَائِنِ حَاشِرِينَ
Verse 52, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Fir’aun berkata, “Sesungguhnya Banû Isrâ’îl yang melarikan diri bersama Mûsâ adalah sekelompok orang yang hina dan sedikit jumlahnya.” Fir’aun, dengan berkata seperti ini, tengah berusaha memanas- manasi kaumnya.
إِنَّ هَٰؤُلَاءِ لَشِرْذِمَةٌ قَلِيلُونَ
Verse 53, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
“Tetapi, meskipun dengan kondisi seperti itu,” lanjut Fir’aun, “mereka telah melakukan sesuatu yang menimbulkan kemarahan kita. Mereka telah melanggar perintah dan keluar tanpa seizin kita.
وَإِنَّهُمْ لَنَا لَغَائِظُونَ
Verse 54, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Sesungguhnya kita semua, seperti biasanya, senantiasa waspada dan siaga serta selalu dapat menyelesaikan masalah.”
وَإِنَّا لَجَمِيعٌ حَاذِرُونَ
Verse 55, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Maka Kami membuat Fir’aun dan balatentaranya keluar dari negeri mereka yang dipenuhi taman-taman yang asri dengan sungai-sungai yang mengalir di bawahnya. Mereka binasa karena telah menolak kebenaran dan berusaha mengejar Mûsâ, sebagaimana diilustrasikan dalam tiga ayat sebelumnya.
فَأَخْرَجْنَاهُمْ مِنْ جَنَّاتٍ وَعُيُونٍ
Verse 56, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Mereka pun Kami keluarkan dari emas dan perak serta kediaman mereka yang bentuk indah dan fasilitasnya nyaman.
وَكُنُوزٍ وَمَقَامٍ كَرِيمٍ
Verse 57, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Dengan cara yang menakjubkan ini–sebagaimana telah Kami paparkan kepadamu, wahai Muhammad–Kami menyeret mereka keluar meninggalkan negeri mereka. Dan setelah mereka binasa, Kami menyerahkan kerajaan ini–dengan berbagai kenikmatannya–kepada Banû Isrâ’îl.
كَذَٰلِكَ وَأَوْرَثْنَاهَا بَنِي إِسْرَائِيلَ
Verse 58, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Fir’aun dan kaumnya berusaha mengejar Banû Isrâ’îl yang berhasil disusul di saat matahari terbit.
فَأَتْبَعُوهُمْ مُشْرِقِينَ
Verse 59, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Maka tatkala kedua kelompok itu saling melihat, para pengikut Mûsâ berkata ketakutan, “Sesungguhnya Fir’aun dan kaumnya hampir menyusul dan kemudian membunuh kita.”
فَلَمَّا تَرَاءَى الْجَمْعَانِ قَالَ أَصْحَابُ مُوسَىٰ إِنَّا لَمُدْرَكُونَ
Verse 60, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Mûsâ berkata, “Sesungguhnya perlindungan Allah selalu menyertai ke mana aku pergi. Dia senantiasa memberikan kepadaku jalan keselamatan.” Demikianlah, Mûsâ berusaha menenangkan Banû Isrâ’îl dan membuang jauh-jauh dari pikiran mereka perihal ketersusulan yang menakutkan itu.
قَالَ كَلَّا ۖ إِنَّ مَعِيَ رَبِّي سَيَهْدِينِ
Verse 61, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Maka Kami wahyukan kepada Mûsâ agar memukul lautan dengan tongkatnya. Seketika, lautan itu terbelah membuat dua belas jalur, sesuai dengan jumlah kelompok Banû Isrâ’îl. Setiap jalur dipisahkan oleh dinding air seperti gunung yang besar dan kokoh.
قَالَ كَلَّا ۖ إِنَّ مَعِيَ رَبِّي سَيَهْدِينِ
Verse 62, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Fir’aun beserta kaumnya Kami buat semakin mendekat, agar mereka dapat memasuki jalur-jalur itu di belakang Mûsâ dan kaumnya.
وَأَزْلَفْنَا ثَمَّ الْآخَرِينَ
Verse 63, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Kami menyelamatkan Mûsâ dan orang-orang yang menyertainya dengan membuat lautan itu tetap terbelah, sampai mereka semua selesai menyeberang.
وَأَنْجَيْنَا مُوسَىٰ وَمَنْ مَعَهُ أَجْمَعِينَ
Verse 64, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Lalu Kami menenggelamkan Fir’aun dan orang-orang yang menyertainya–saat mereka membuntuti Mûsâ dan Banû Isrâ’îl–dengan menimpakan air ke arah mereka.
ثُمَّ أَغْرَقْنَا الْآخَرِينَ
Verse 65, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Sesungguhnya perbuatan Tuhan yang menakjubkan ini merupakan suatu peringatan bagi siapa saja yang mau menggunakannya. Akan tetapi kebanyakan kaum tidak mempercayainya.
إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَةً ۖ وَمَا كَانَ أَكْثَرُهُمْ مُؤْمِنِينَ
Verse 66, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Dan sesungguhnya Pencipta dan Pemeliharamu Mahaperkasa untuk membalas orang-orang yang mendustakan kebenaran; Maha Pemberi rahmat bagi orang-orang yang beriman.
وَإِنَّ رَبَّكَ لَهُوَ الْعَزِيزُ الرَّحِيمُ
Verse 67, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Dan tuturkanlah kepada orang-orang kafir, wahai Muhammad, kisah Ibrâhîm a. s.
وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ إِبْرَاهِيمَ
Verse 68, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Tatkala ia berkata kepada bapak dan kaumnya, “Sembahan apa yang, sebenarnya, tak patut kalian sembah ini?” Ibrâhîm melontarkan pertanyaan ini untuk mencerca kecenderungan penyembahan mereka terhadap berhala-berhala.
إِذْ قَالَ لِأَبِيهِ وَقَوْمِهِ مَا تَعْبُدُونَ
Verse 69, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Mereka, dengan bangga, menjawab, “Kami tengah menyembah berhala-berhala. Kami akan senantiasa melakukannya sebagai penghormatan dan pemuliaan terhadap berhala-berhala itu.”
قَالُوا نَعْبُدُ أَصْنَامًا فَنَظَلُّ لَهَا عَاكِفِينَ
Verse 70, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Untuk mengingatkan kerancuan berpikir mereka, Ibrâhîm bertanya, “Adakah berhala-berhala itu dapat mendengarkan dan mengabulkan doa-doa kalian?”
قَالَ هَلْ يَسْمَعُونَكُمْ إِذْ تَدْعُونَ
Verse 71, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
“Adakah berhala-berhala itu,” lanjut Ibrâhîm, “dapat memberikan kebaikan jika kalian menaati mereka? Atau sebaliknya, dapatkah mereka mendatangkan keburukan jika kalian menentang mereka?”
أَوْ يَنْفَعُونَكُمْ أَوْ يَضُرُّونَ
Verse 72, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Mereka menjawab, “Mereka memang tidak dapat melakukan semua itu. Tetapi kami mendapatkan para nenek moyang kami melakukan penyembahan yang kami lakukan ini. Kami hanya sekadar mengikuti apa yang telah mereka lakukan.”
قَالُوا بَلْ وَجَدْنَا آبَاءَنَا كَذَٰلِكَ يَفْعَلُونَ
Verse 73, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Untuk membungkam mulut mereka, Ibrâhîm berkata, “Tidak berpikirkah kalian, sehingga kalian mengetahui hakikat berhala-berhala yang disembah,
قَالَ أَفَرَأَيْتُمْ مَا كُنْتُمْ تَعْبُدُونَ
Verse 74, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
oleh kalian dan para nenek moyang sebelum kalian? Adakah berhala-berhala itu patut disembah atau tidak? Jika kalian memikirkan hal ini secara saksama, niscaya kalian menyadari bahwa selama ini kalian berada dalam kesesatan yang nyata.
قَالَ أَفَرَأَيْتُمْ مَا كُنْتُمْ تَعْبُدُونَ
Verse 75, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Sembahan kalian selain Allah ini adalah musuh-musuhku, juga musuh kalian. Aku tidak akan menyembah mereka. Hanya Sang Pencipta, Penguasa dan Pemelihara alam semesta yang aku sembah. Dan aku akan selalu mendekatkan diri kepada-Nya.
فَإِنَّهُمْ عَدُوٌّ لِي إِلَّا رَبَّ الْعَالَمِينَ
Verse 76, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Dialah yang telah menciptakan aku dari ketiadaan dalam bentuk yang sempurna. Dia juga memberi petunjuk kepadaku agar dapat mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
الَّذِي خَلَقَنِي فَهُوَ يَهْدِينِ
Verse 77, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Dan Dialah yang mengaruniakan makanan dan minuman kepadaku sehingga aku dapat memperoleh dan memanfaatkannya untuk kelangsungan hidupku.
وَالَّذِي هُوَ يُطْعِمُنِي وَيَسْقِينِ
Verse 78, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Bila aku menderita sakit, Dialah yang menyembuhkan aku dengan mempermudah pengobatan sambil berserah diri kepada-Nya.
وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِ
Verse 79, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Dialah yang mewafatkan aku jika ajal telah tiba, dan kemudian menghidupkan aku kembali untuk memperoleh perhitungan dan balasan.
وَالَّذِي يُمِيتُنِي ثُمَّ يُحْيِينِ
Verse 80, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Dialah yang ampunan-Nya amat kuinginkan, agar–saat perhitungan nanti–segala kealpaan dan kekhilafanku di dunia terhapus.”
وَالَّذِي أَطْمَعُ أَنْ يَغْفِرَ لِي خَطِيئَتِي يَوْمَ الدِّينِ
Verse 81, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Kemudian Ibrâhîm a. s. memanjatkan doa, “Ya Tuhanku, anugerahilah kesempurnaan ilmu dan amal kepadaku, sehingga–dari sekian banyak hamba-Mu–aku layak mengemban risalah dan hikmah. Dan terimalah diriku untuk berada dalam golongan orang yang saleh.
رَبِّ هَبْ لِي حُكْمًا وَأَلْحِقْنِي بِالصَّالِحِينَ
Verse 82, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Dan jadikanlah diriku sebagai buah bibir yang baik dan kesan yang indah bagi umat-umat yang datang setelah aku, sehingga keharumanku tetap tercatat sampai hari kiamat nanti.
وَاجْعَلْ لِي لِسَانَ صِدْقٍ فِي الْآخِرِينَ
Verse 83, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Masukkanlah aku ke dalam golongan hamba-Mu yang dianugerahi kenikmatan surga, sebagai balasan dari keimanan dan ibadah mereka kepada-Mu.
وَاجْعَلْنِي مِنْ وَرَثَةِ جَنَّةِ النَّعِيمِ
Verse 84, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Jadikanlah bapakku sebagai orang yang layak mendapatkan ampunan-Mu, dengan memberi petunjuk kepadanya untuk memeluk Islam. (Dahulu, saat perpisahan, Ibrâhîm menjanjikan bapaknya dapat masuk Islam). Sebab, ia adalah salah seorang yang menyimpang dari petunjuk dan kebenaran.
وَاغْفِرْ لِأَبِي إِنَّهُ كَانَ مِنَ الضَّالِّينَ
Verse 85, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Janganlah Engkau mempermalukan dan membuat aku terhina di hadapan manusia pada hari dibangkitkannya manusia dari kubur untuk mendapatkan perhitungan dan balasan.
وَلَا تُخْزِنِي يَوْمَ يُبْعَثُونَ
Verse 86, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Pada hari ketika harta yang dikeluarkan dan pertolongan anak keturunan tidak berguna lagi.
يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ
Verse 87, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Kecuali bagi mereka yang beriman dan mengharap Allah dengan jiwa yang bersih dari kekufuran, kemunafikan dan sikap pamer.
إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ
Verse 88, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Pada hari didekatkannya surga ke tempat orang-orang yang berbahagia, lalu mereka–yang telah menjauhkan diri dari kekufuran dan kemaksiatan serta menerima keimanan dan ketaatan di dunia–berjalan ke arah surga.”
وَأُزْلِفَتِ الْجَنَّةُ لِلْمُتَّقِينَ
Verse 89, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Adapun orang-orang yang menolak kebenaran, neraka jahim akan ditampakkan kepada mereka, sehingga jilatan apinya hampir mengenai mereka. Di saat itu, mereka sangat bersedih dan menyesal.
وَبُرِّزَتِ الْجَحِيمُ لِلْغَاوِينَ
Verse 90, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Mereka akan dibentak, “Mana tuhan-tuhan selain Allah yang kalian sembah itu?
وَقِيلَ لَهُمْ أَيْنَ مَا كُنْتُمْ تَعْبُدُونَ
Verse 91, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Adakah di hari ini sembahan-sembahan selain Allah yang kalian anggap sebagai juru selamat dapat menolong kalian? Atau, bahkan, menolong diri mereka sendiri?” Sembahan-sembahan mereka, tentu, tidak dapat melakukan semua itu. Sebab, mereka beserta sesembahan adalah bara dari api neraka itu sendiri.
مِنْ دُونِ اللَّهِ هَلْ يَنْصُرُونَكُمْ أَوْ يَنْتَصِرُونَ
Verse 92, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Wajah-wajah mereka akan dijungkirkan berkali-kali ke dalam neraka jahim, hingga akhirnya mereka, juga orang-orang yang membuat mereka sesat, akan menetap di dasar neraka jahim.
فَكُبْكِبُوا فِيهَا هُمْ وَالْغَاوُونَ
Verse 93, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Mereka juga akan ditemani para kaki tangan iblis. Yakni, mereka yang selalu mengemas kejahatan dan dosa sehingga terlihat indah oleh manusia, atau jin dan manusia pelaku kemaksiatan yang selalu mengikuti jalan Iblîs.
وَجُنُودُ إِبْلِيسَ أَجْمَعُونَ
Verse 94, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Di hari itu mereka akan mengetahui dan meratapi kesalahan yang mereka perbuat. Mereka dan sembahan-sembahan yang menyesatkan mereka bertengkar saling menyalahkan.
قَالُوا وَهُمْ فِيهَا يَخْتَصِمُونَ
Verse 95, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
“Demi Allah, sesungguhnya kami di dunia berada dalam kerancuan dan kebodohan yang jelas, serta menyimpang dari kebenaran yang sangat tampak.
تَاللَّهِ إِنْ كُنَّا لَفِي ضَلَالٍ مُبِينٍ
Verse 96, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Yaitu tatkala kami menyederajatkan kalian, wahai sembahan, setara untuk disembah dengan Tuhan semesta alam. Padahal jelas perbedaan antara kalian yang lemah dengan Dia yang Mahakuasa.
إِذْ نُسَوِّيكُمْ بِرَبِّ الْعَالَمِينَ
Verse 97, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Dan kami tidak akan terperosok dalam kebinasaan seperti ini melainkan disebabkan oleh para pembuat dosa yang menyesatkan kami dari jalan kebenaran.
وَمَا أَضَلَّنَا إِلَّا الْمُجْرِمُونَ
Verse 98, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Maka kami pun tidak mendapatkan penolong yang dapat menyelamatkan kami dari siksa, seperti yang kami duga sebelumnya.
فَمَا لَنَا مِنْ شَافِعِينَ
Verse 99, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Bahkan tak seorang karib pun–jika memang tak dapat mengeluarkan mereka dari siksaan–yang dapat dijadikan tempat mengadu dari kepedihan yang kami alami ini.”
وَلَا صَدِيقٍ حَمِيمٍ
Verse 100, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Di saat itulah mereka berharap dapat kembali lagi ke dunia agar dapat beriman dan memperoleh keselamatan.”
فَلَوْ أَنَّ لَنَا كَرَّةً فَنَكُونَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ
Verse 101, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Sesungguhnya apa yang telah Allah sebutkan dalam kisah Ibrâhîm ini merupakan nasihat dan renungan bagi orang-orang yang mau menerima nasihat dan mengambil pelajaran. Tetapi kebanyakan kaummu yang mendengar kisah ini, wahai Muhammad, tidak juga menuruti seruanmu.
فَلَوْ أَنَّ لَنَا كَرَّةً فَنَكُونَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ
Verse 102, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Sesungguhnya Tuhanmu Mahakuasa untuk membalas orang-orang yang mendustakan kebenaran; Maha Pemberi nikmat bagi orang-orang yang melakukan kebaikan.
وَإِنَّ رَبَّكَ لَهُوَ الْعَزِيزُ الرَّحِيمُ
Verse 103, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Dalam firman-Nya, Allah telah menyebutkan berita tentang Nûh. Disebutkan bahwa kaum Nûh telah mendustakan risalah dan menolak seruan rasul mereka. Dengan demikian, mereka berarti telah mendustakan seluruh rasul, karena kesamaan prinsip dan tujuan dakwah mereka.
كَذَّبَتْ قَوْمُ نُوحٍ الْمُرْسَلِينَ
Verse 104, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Mereka telah mendustakan risalah di kala Nûh, saudara mereka dalam pertalian keluarga, bukan saudara seagama, memperingatkan mereka, “Apakah kalian tidak takut kepada Allah sehingga kalian meninggalkan menyembah selain-Nya?
إِذْ قَالَ لَهُمْ أَخُوهُمْ نُوحٌ أَلَا تَتَّقُونَ
Verse 105, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepada kalian untuk mengajak ke jalan yang lurus. Dan aku adalah seorang yang dapat dipercaya untuk menyampaikan risalah-Nya.
إِنِّي لَكُمْ رَسُولٌ أَمِينٌ
Verse 106, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Maka takutlah kalian kepada Allah, laksanakanlah perintah yang kuserukan untuk mengesakan dan menaati-Nya ini.
فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَطِيعُونِ
Verse 107, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Aku tak sedikit pun mengharapkan imbalan kalian sebagai balasan dari nasihat dan doa yang kulakukan demi kalian ini.
فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَطِيعُونِ
Verse 108, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Maka waspadalah terhadap siksa Allah dan laksanakanlah perintahku.”
فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَطِيعُونِ
Verse 109, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Kaum Nûh, yang menolak seruan itu, berkata, “Kami tak akan beriman kepadamu selama pengikut- pengikutmu adalah mereka yang berasal dari kalangan kelas bawah yang rendah kedudukannya serta sedikit hartanya.”
۞ قَالُوا أَنُؤْمِنُ لَكَ وَاتَّبَعَكَ الْأَرْذَلُونَ
Verse 110, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Nûh berkata, “Dari mana aku tahu bahwa mereka itu rendah kedudukannya dan sedikit hartanya? Aku hanya ditugaskan untuk mengajak mereka beriman tanpa harus mengetahui lebih dulu kekayaan dan status mereka.
قَالَ وَمَا عِلْمِي بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Verse 111, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Tuhanlah yang akan membalas hasil usaha mereka. Dia Maha Mengetahui apa yang ada dalam benak mereka. Kalau kalian termasuk orang yang berpikiran jernih, kalian tentu akan mengetahui hal ini.
إِنْ حِسَابُهُمْ إِلَّا عَلَىٰ رَبِّي ۖ لَوْ تَشْعُرُونَ
Verse 112, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Dan aku tidak akan mengusir mereka yang mempercayai seruanku–bagaimanapun status mereka, kaya atau miskin–untuk sekadar memenuhi syarat yang kalian ajukan untuk beriman kepadaku.
وَمَا أَنَا بِطَارِدِ الْمُؤْمِنِينَ
Verse 113, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Aku tidak lain hanyalah seorang rasul yang diutus untuk memberi peringatan kepada manusia dengan didukung bukti-bukti yang dapat memilah mana yang hak dan mana yang batil. Karenanya, tak ada perbedaan antara golongan bangsawan dan rakyat jelata. Bagaimana mungkin aku mengusir orang-orang Mukmin hanya lantaran kemiskinan mereka?”
إِنْ أَنَا إِلَّا نَذِيرٌ مُبِينٌ
Verse 114, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Mereka berkata, “Wahai Nûh, jika kamu tidak menghentikan seruanmu, sungguh kami akan merajammu dengan bebatuan.” Demikianlah, mereka mengancam untuk membunuh Nûh.
قَالُوا لَئِنْ لَمْ تَنْتَهِ يَا نُوحُ لَتَكُونَنَّ مِنَ الْمَرْجُومِينَ
Verse 115, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Nûh mengadukan kekukuhan pendustaan kaumnya, seraya berseru, “Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku adalah orang-orang yang selalu mendustakan aku.” Oleh karena itu, Nûh mempunyai alasan untuk memohonkan keburukan bagi mereka.
قَالَ رَبِّ إِنَّ قَوْمِي كَذَّبُونِ
Verse 116, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Nûh melanjutkan, “Maka putuskanlah perkara antara aku dengan mereka ini dengan suatu keputusan yang dapat membinasakan mereka yang telah mengingkari keesaan-Mu serta mendustakan rasul-Mu. Dan selamatkanlah aku dan orang-orang Mukmin yang menyertaiku dari siksa akibat pembangkangan mereka.”
فَافْتَحْ بَيْنِي وَبَيْنَهُمْ فَتْحًا وَنَجِّنِي وَمَنْ مَعِيَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ
Verse 117, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Maka–untuk mengabulkan doa Nûh–Kami menyelamatkannya dan orang-orang Mukmin yang menyertainya dalam sebuah bahtera yang mereka naiki dan muati dengan apa yang mereka butuhkan.
فَأَنْجَيْنَاهُ وَمَنْ مَعَهُ فِي الْفُلْكِ الْمَشْحُونِ
Verse 118, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Setelah menyelamatkan Nûh dan orang-orang Mukmin, Kami menenggelamkan sisa kaumnya yang tidak beriman.
ثُمَّ أَغْرَقْنَا بَعْدُ الْبَاقِينَ
Verse 119, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Sesungguhnya apa yang dipaparkan al-Qur’ân tentang kisah ini merupakan bukti kebenaran para rasul dan kekuasaan Allah. Tetapi, kebanyakan mereka yang telah diperdengarkan kisah ini, tidak beriman.
إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَةً ۖ وَمَا كَانَ أَكْثَرُهُمْ مُؤْمِنِينَ
Verse 120, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Dan sesungguhnya Tuhanmu Mahaperkasa untuk membalas para tiran yang membangkang; Maha Pemberi nikmat bagi orang-orang yang bertakwa.
وَإِنَّ رَبَّكَ لَهُوَ الْعَزِيزُ الرَّحِيمُ
Verse 121, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Kabilah ‘Ad telah mendustakan Hûd a. s., rasul mereka. Mereka, karenanya, telah mendustakan semua rasul. Sebab, prinsip dan tujuan dakwah seluruh rasul adalah sama.
كَذَّبَتْ عَادٌ الْمُرْسَلِينَ
Verse 122, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Tatkala saudara mereka, Hûd, berkata, “Tidakkah kalian takut kepada Allah sehingga kalian mengikhlaskan diri untuk beribadah kepada-Nya?
إِذْ قَالَ لَهُمْ أَخُوهُمْ هُودٌ أَلَا تَتَّقُونَ
Verse 123, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Sesungguhnya aku diutus oleh Allah untuk menunjuki kalian jalan kebenaran. Dan aku selalu bersikap amanah terhadap risalah Allah ini dengan menyampaikan kepada kalian semua yang Allah perintahkan kepadaku.
إِنِّي لَكُمْ رَسُولٌ أَمِينٌ
Verse 124, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Maka laksanakanlah segala perintah Allah, takutlah kepada-Nya dan ikutilah apa yang kuserukan kepada kalian dari sisi Allah.
فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَطِيعُونِ
Verse 125, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Nasihat dan petunjuk yang kuberikan kepada kalian ini tidak aku maksudkan untuk mendapatkan segala bentuk imbalan dari kalian. Hanya Tuhan semesta alamlah yang imbalan-Nya amat kuharapkan.
وَمَا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ مِنْ أَجْرٍ ۖ إِنْ أَجْرِيَ إِلَّا عَلَىٰ رَبِّ الْعَالَمِينَ
Verse 126, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Adakah kalian mendirikan bangunan yang kokoh di semua dataran tinggi untuk berbangga-bangga dan menjadikannya tempat berkumpul untuk berfoya-foya dan membuat kerusakan? (Dalam ayat ini, Allah hendak mengingatkan mereka hal-hal yang bermanfaat dan mencela ketidakberimanan dan perbuatan buruk mereka).
أَتَبْنُونَ بِكُلِّ رِيعٍ آيَةً تَعْبَثُونَ
Verse 127, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Dan kalian membangun istana-istana yang kuat dan kokoh dengan kolam-kolam airnya, seolah-olah kalian akan kekal di dunia dan tidak pernah mati!
وَتَتَّخِذُونَ مَصَانِعَ لَعَلَّكُمْ تَخْلُدُونَ
Verse 128, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Jika kalian melakukan penyiksaan, kalian terlalu berlebihan melakukannya dengan cara-cara yang bengis dan kejam. Kalian membunuh dan memukul tanpa belas kasihan sedikit pun.
وَإِذَا بَطَشْتُمْ بَطَشْتُمْ جَبَّارِينَ
Verse 129, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Maka takutlah kepada Allah saat melakukan penyiksaan. Dengarkanlah perintah yang kuserukan ini, karena hal itu lebih berguna dan lebih kekal.
فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَطِيعُونِ
Verse 130, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Dan waspadalah terhadap murka Allah yang telah bermurah hati mengaruniakan segala yang telah kalian ketahui dari pelbagai pemberian-Nya.
وَاتَّقُوا الَّذِي أَمَدَّكُمْ بِمَا تَعْلَمُونَ
Verse 131, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Yaitu sejumlah karunia Allah kepada kalian berupa unta, sapi dan domba, serta anak keturunan yang kuat, yang dapat memelihara ternak dan membantu kalian menanggung beban kehidupan.
أَمَدَّكُمْ بِأَنْعَامٍ وَبَنِينَ
Verse 132, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Juga berupa kebun-kebun yang dipenuhi buah serta berbagai mata air yang kalian butuhkan.
وَجَنَّاتٍ وَعُيُونٍ
Verse 133, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Sesungguhnya aku khawatir Allah akan menurunkan azab yang pedih di dunia ini kepada kalian. Sementara di akhirat nanti kalian akan dijerumuskan ke dalam neraka Jahanam, disebabkan kesewenang- wenangan kalian atas segala nikmat-Nya.
إِنِّي أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيمٍ
Verse 134, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Dengan sikap mencemooh, mereka berkata, “Baik kamu sampaikan nasihat dan peringatan itu kepada kami ataupun tidak, sebenarnya sama saja bagi kami.
قَالُوا سَوَاءٌ عَلَيْنَا أَوَعَظْتَ أَمْ لَمْ تَكُنْ مِنَ الْوَاعِظِينَ
Verse 135, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Apa yang kamu sampaikan itu tidak lebih dari kebohongan dan kebatilan orang-orang sebelum kamu yang dikemas dalam bentuk lain. Oleh karenanya, kami tidak akan meninggalkan apa yang ada pada kami.
إِنْ هَٰذَا إِلَّا خُلُقُ الْأَوَّلِينَ
Verse 136, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Dan kami tidak akan diazab karena telah melakukan semua itu.”
وَمَا نَحْنُ بِمُعَذَّبِينَ
Verse 137, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Demikianlah, mereka tetap bersikeras mempertahankan pendustaan yang ada. Maka Allah mempercepat kebinasaan mereka. Sesungguhnya apa yang Allah turunkan kepada kabilah ‘Ad sebagai balasan pendustaan mereka, merupakan bukti yang menunjukkan kemahakuasaan Allah. Tetapi kebanyakan mereka yang dibacakan berita ‘Ad ini tidak beriman.
فَكَذَّبُوهُ فَأَهْلَكْنَاهُمْ ۗ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَةً ۖ وَمَا كَانَ أَكْثَرُهُمْ مُؤْمِنِينَ
Verse 138, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Dan sesungguhnya Tuhanmu Mahaperkasa untuk menghancurkan para pembangkang; Maha Pengasih terhadap orang-orang beriman.
وَإِنَّ رَبَّكَ لَهُوَ الْعَزِيزُ الرَّحِيمُ
Verse 139, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Kabilah Tsamûd telah mendustakan risalah dan dakwah Shâlih untuk mengesakan Allah. Itu sama artinya dengan mendustakan seluruh rasul, karena pokok-pokok dasar risalah mereka sama.
كَذَّبَتْ ثَمُودُ الْمُرْسَلِينَ
Verse 140, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Ingatkanlah kaummu, wahai Muhammad, tatkala Shâlih, saudara sebangsa dan seperanakan kabilah Tsamûd, berkata kepada mereka, “Apakah kalian tidak takut kepada Allah sehingga kalian mengesakan-Nya dalam beribadah?
إِذْ قَالَ لَهُمْ أَخُوهُمْ صَالِحٌ أَلَا تَتَّقُونَ
Verse 141, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Sesungguhnya aku diutus oleh Allah untuk kebahagiaan dan kebaikan kalian. Dan aku benar-benar menyampaikan risalah ini seperti yang aku terima dari Allah.
إِنِّي لَكُمْ رَسُولٌ أَمِينٌ
Verse 142, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Maka takutlah kalian akan siksa Allah, dan ikutilah ajakanku.
فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَطِيعُونِ
Verse 143, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Dalam menyampaikan nasihat dan petunjuk ini, aku tidak sedikit pun mengharapkan imbalan kalian. Hanya Penguasa alam semesta yang akan membalasnya.”
وَمَا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ مِنْ أَجْرٍ ۖ إِنْ أَجْرِيَ إِلَّا عَلَىٰ رَبِّ الْعَالَمِينَ
Verse 144, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Lalu Shâlih menolak keyakinan bahwa mereka akan kekal dalam kenikmatan yang ada, serta terhindar dari azab, kepunahan dan kematian.
أَتُتْرَكُونَ فِي مَا هَاهُنَا آمِنِينَ
Verse 145, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Kenikmatan-kenikmatan yang ada pada mereka berupa kebun-kebun yang dipenuhi buah dan berbagai mata air yang mengalirkan sungai yang jernih (Eufrat).
فِي جَنَّاتٍ وَعُيُونٍ
Verse 146, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Serta tanam-tanaman yang siap dituai dan pepohonan kurma yang buahnya matang dan lembut.
وَزُرُوعٍ وَنَخْلٍ طَلْعُهَا هَضِيمٌ
Verse 147, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Mereka memahat dengan rajin dan cermat gunung-gunung tinggi untuk dijadikan sebagai tempat kediaman.
وَتَنْحِتُونَ مِنَ الْجِبَالِ بُيُوتًا فَارِهِينَ
Verse 148, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
“Maka,” lanjut Shâlih, “hendaknya kalian takut akan siksa Allah karena kalian tidak mensyukuri berbagai nikmat-Nya itu. Terimalah nasihatku ini, lalu amalkanlah!
فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَطِيعُونِ
Verse 149, Surah 26 – Ash-Shu’araa – سُورَةُ الشُّعَرَاءِ
Recent Comments