56. Al-Waqi’ah (Hari Kiamat) الواقعة
[[56 ~ AL-WAQI’AH (HARI KIAMAT) Pendahuluan: Makkiyyah, 96 ayat ~ Surat ini diawali dengan penjelasan tentang terjadinya hari kiamat dan peristiwa- peristiwa yang terjadi pada hari itu yang dilanjutkan dengan penjelasan bahwa manusia, pada hari itu, terbagi ke dalam tiga golongan. Diikuti, kemudian, dengan penjelasan rinci tentang kenikmatan dan siksan yang sesuai dengan kadar kesalehan dan kekafiran masing-masing golongan. Ayat-ayat selanjutnya memaparkan beberapa bentuk karunia Allah, wujud nyata kemahakuasaan-Nya yang ada pada ciptaan-Nya seperti tanaman, air dan neraka, sehingga menjadikan-Nya pantas untuk dipuji dan disucikan. Ayat-ayat dalam surat ini juga bersumpah atas kedudukan al-Qur’ân yang harus disucikan dan mencela sikap orang-orang kafir yang mendustakannya. Padahal seharusnya mereka bersyukur. Setelah itu, surat ini membicarakan secara global tiga golongan yang telah disebut secara rinci di muka beserta kenikmatan dan siksaan yang berhak diterima oleh masing-masing. Surat ini ditutup dengan penegasan bahwa apa yang ada dalam surat ini merupakan keyakinan yang jelas dan kebenaran yang tetap sehingga Allah pantas untuk disucikan.]] Apabila hari kiamat terjadi, tidak seorang pun dapat mendustakan kejadiannya. Kiamat itu merendahkan orang-orang yang sengsara dan meninggikan orang-orang yang bahagia. (1) Ayat ini menjelaskan betapa dahsatnya bencana yang menimpa alam ini pada hari kiamat. Di antaranya adalah bencana alam yang berdampak pada bumi dan lapisan-lapisannya. Bumi yang kita huni ini pada hakikatnya tidak tetap dan seimbang. Bumi terdiri atas lapisan-lapisan batu yang bertumpuk-tumpuk dan tidak teratur. Terkadang lapisannya tidak sama dengan sebelahnya sehingga membentuk apa yang disebut dengan rongga geologi di banyak tempat. Rongga-rongga inilah yang sejak dahulu, bahkan sampai sekarang, menjadi pusat terjadinya gempa berskala besar. Itu dimungkinkan karena rongga-rongga itu berada di bawah pengaruh daya tarik-menarik yang sangat kuat yang terjadi saat lapisan-lapisan tanah itu terbelah. Maka, apabila kekuatan ini tidak seimbang akibat pengaruh faktor-faktor eksternal lainnya, akan terjadi hentakan yang sangat kuat mengakibatkan goncangan bumi yang dapat menghancurkan permukaan bumi terdekat dari pusat gempa. Penafsiran ayat ini melalui pendekatan sains tidak jauh dari sudut pandang agama. Sebab, mungkin saja Allah menciptakan hukum alam yang demikian banyak dan beragam itu meyatu pada suatu hukum yang tidak pernah kita ketahui sebelumnya. Dengan begitu, reaksinya yang dahsyat akan merupakan penyebab langsung bagi hancurnya dunia. Dari situ, penafsiran ayat ini dengan menggunakan pendekatan ilmu pengetahuan berjalan seirama dengan ayat-ayat yang mengingatkan betapa besarnya bencana yang akan terjadi itu. Semuanya akan terjadi bila Allah berkehendak memusnahkan.
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ إِذَا وَقَعَتِ الْوَاقِعَةُ
Verse 0, Surah 56 – Al-Waaqia – سُورَةُ الوَاقِعَةِ
[[56 ~ AL-WAQI’AH (HARI KIAMAT) Pendahuluan: Makkiyyah, 96 ayat ~ Surat ini diawali dengan penjelasan tentang terjadinya hari kiamat dan peristiwa- peristiwa yang terjadi pada hari itu yang dilanjutkan dengan penjelasan bahwa manusia, pada hari itu, terbagi ke dalam tiga golongan. Diikuti, kemudian, dengan penjelasan rinci tentang kenikmatan dan siksan yang sesuai dengan kadar kesalehan dan kekafiran masing-masing golongan. Ayat-ayat selanjutnya memaparkan beberapa bentuk karunia Allah, wujud nyata kemahakuasaan-Nya yang ada pada ciptaan-Nya seperti tanaman, air dan neraka, sehingga menjadikan-Nya pantas untuk dipuji dan disucikan. Ayat-ayat dalam surat ini juga bersumpah atas kedudukan al-Qur’ân yang harus disucikan dan mencela sikap orang-orang kafir yang mendustakannya. Padahal seharusnya mereka bersyukur. Setelah itu, surat ini membicarakan secara global tiga golongan yang telah disebut secara rinci di muka beserta kenikmatan dan siksaan yang berhak diterima oleh masing-masing. Surat ini ditutup dengan penegasan bahwa apa yang ada dalam surat ini merupakan keyakinan yang jelas dan kebenaran yang tetap sehingga Allah pantas untuk disucikan.]] Apabila hari kiamat terjadi, tidak seorang pun dapat mendustakan kejadiannya. Kiamat itu merendahkan orang-orang yang sengsara dan meninggikan orang-orang yang bahagia. (1) Ayat ini menjelaskan betapa dahsatnya bencana yang menimpa alam ini pada hari kiamat. Di antaranya adalah bencana alam yang berdampak pada bumi dan lapisan-lapisannya. Bumi yang kita huni ini pada hakikatnya tidak tetap dan seimbang. Bumi terdiri atas lapisan-lapisan batu yang bertumpuk-tumpuk dan tidak teratur. Terkadang lapisannya tidak sama dengan sebelahnya sehingga membentuk apa yang disebut dengan rongga geologi di banyak tempat. Rongga-rongga inilah yang sejak dahulu, bahkan sampai sekarang, menjadi pusat terjadinya gempa berskala besar. Itu dimungkinkan karena rongga-rongga itu berada di bawah pengaruh daya tarik-menarik yang sangat kuat yang terjadi saat lapisan-lapisan tanah itu terbelah. Maka, apabila kekuatan ini tidak seimbang akibat pengaruh faktor-faktor eksternal lainnya, akan terjadi hentakan yang sangat kuat mengakibatkan goncangan bumi yang dapat menghancurkan permukaan bumi terdekat dari pusat gempa. Penafsiran ayat ini melalui pendekatan sains tidak jauh dari sudut pandang agama. Sebab, mungkin saja Allah menciptakan hukum alam yang demikian banyak dan beragam itu meyatu pada suatu hukum yang tidak pernah kita ketahui sebelumnya. Dengan begitu, reaksinya yang dahsyat akan merupakan penyebab langsung bagi hancurnya dunia. Dari situ, penafsiran ayat ini dengan menggunakan pendekatan ilmu pengetahuan berjalan seirama dengan ayat-ayat yang mengingatkan betapa besarnya bencana yang akan terjadi itu. Semuanya akan terjadi bila Allah berkehendak memusnahkan.
لَيْسَ لِوَقْعَتِهَا كَاذِبَةٌ
Verse 1, Surah 56 – Al-Waaqia – سُورَةُ الوَاقِعَةِ
[[56 ~ AL-WAQI’AH (HARI KIAMAT) Pendahuluan: Makkiyyah, 96 ayat ~ Surat ini diawali dengan penjelasan tentang terjadinya hari kiamat dan peristiwa- peristiwa yang terjadi pada hari itu yang dilanjutkan dengan penjelasan bahwa manusia, pada hari itu, terbagi ke dalam tiga golongan. Diikuti, kemudian, dengan penjelasan rinci tentang kenikmatan dan siksan yang sesuai dengan kadar kesalehan dan kekafiran masing-masing golongan. Ayat-ayat selanjutnya memaparkan beberapa bentuk karunia Allah, wujud nyata kemahakuasaan-Nya yang ada pada ciptaan-Nya seperti tanaman, air dan neraka, sehingga menjadikan-Nya pantas untuk dipuji dan disucikan. Ayat-ayat dalam surat ini juga bersumpah atas kedudukan al-Qur’ân yang harus disucikan dan mencela sikap orang-orang kafir yang mendustakannya. Padahal seharusnya mereka bersyukur. Setelah itu, surat ini membicarakan secara global tiga golongan yang telah disebut secara rinci di muka beserta kenikmatan dan siksaan yang berhak diterima oleh masing-masing. Surat ini ditutup dengan penegasan bahwa apa yang ada dalam surat ini merupakan keyakinan yang jelas dan kebenaran yang tetap sehingga Allah pantas untuk disucikan.]] Apabila hari kiamat terjadi, tidak seorang pun dapat mendustakan kejadiannya. Kiamat itu merendahkan orang-orang yang sengsara dan meninggikan orang-orang yang bahagia. (1) Ayat ini menjelaskan betapa dahsatnya bencana yang menimpa alam ini pada hari kiamat. Di antaranya adalah bencana alam yang berdampak pada bumi dan lapisan-lapisannya. Bumi yang kita huni ini pada hakikatnya tidak tetap dan seimbang. Bumi terdiri atas lapisan-lapisan batu yang bertumpuk-tumpuk dan tidak teratur. Terkadang lapisannya tidak sama dengan sebelahnya sehingga membentuk apa yang disebut dengan rongga geologi di banyak tempat. Rongga-rongga inilah yang sejak dahulu, bahkan sampai sekarang, menjadi pusat terjadinya gempa berskala besar. Itu dimungkinkan karena rongga-rongga itu berada di bawah pengaruh daya tarik-menarik yang sangat kuat yang terjadi saat lapisan-lapisan tanah itu terbelah. Maka, apabila kekuatan ini tidak seimbang akibat pengaruh faktor-faktor eksternal lainnya, akan terjadi hentakan yang sangat kuat mengakibatkan goncangan bumi yang dapat menghancurkan permukaan bumi terdekat dari pusat gempa. Penafsiran ayat ini melalui pendekatan sains tidak jauh dari sudut pandang agama. Sebab, mungkin saja Allah menciptakan hukum alam yang demikian banyak dan beragam itu meyatu pada suatu hukum yang tidak pernah kita ketahui sebelumnya. Dengan begitu, reaksinya yang dahsyat akan merupakan penyebab langsung bagi hancurnya dunia. Dari situ, penafsiran ayat ini dengan menggunakan pendekatan ilmu pengetahuan berjalan seirama dengan ayat-ayat yang mengingatkan betapa besarnya bencana yang akan terjadi itu. Semuanya akan terjadi bila Allah berkehendak memusnahkan.
خَافِضَةٌ رَافِعَةٌ
Verse 2, Surah 56 – Al-Waaqia – سُورَةُ الوَاقِعَةِ
[[56 ~ AL-WAQI’AH (HARI KIAMAT) Pendahuluan: Makkiyyah, 96 ayat ~ Surat ini diawali dengan penjelasan tentang terjadinya hari kiamat dan peristiwa- peristiwa yang terjadi pada hari itu yang dilanjutkan dengan penjelasan bahwa manusia, pada hari itu, terbagi ke dalam tiga golongan. Diikuti, kemudian, dengan penjelasan rinci tentang kenikmatan dan siksan yang sesuai dengan kadar kesalehan dan kekafiran masing-masing golongan. Ayat-ayat selanjutnya memaparkan beberapa bentuk karunia Allah, wujud nyata kemahakuasaan-Nya yang ada pada ciptaan-Nya seperti tanaman, air dan neraka, sehingga menjadikan-Nya pantas untuk dipuji dan disucikan. Ayat-ayat dalam surat ini juga bersumpah atas kedudukan al-Qur’ân yang harus disucikan dan mencela sikap orang-orang kafir yang mendustakannya. Padahal seharusnya mereka bersyukur. Setelah itu, surat ini membicarakan secara global tiga golongan yang telah disebut secara rinci di muka beserta kenikmatan dan siksaan yang berhak diterima oleh masing-masing. Surat ini ditutup dengan penegasan bahwa apa yang ada dalam surat ini merupakan keyakinan yang jelas dan kebenaran yang tetap sehingga Allah pantas untuk disucikan.]] Apabila hari kiamat terjadi, tidak seorang pun dapat mendustakan kejadiannya. Kiamat itu merendahkan orang-orang yang sengsara dan meninggikan orang-orang yang bahagia. (1) Ayat ini menjelaskan betapa dahsatnya bencana yang menimpa alam ini pada hari kiamat. Di antaranya adalah bencana alam yang berdampak pada bumi dan lapisan-lapisannya. Bumi yang kita huni ini pada hakikatnya tidak tetap dan seimbang. Bumi terdiri atas lapisan-lapisan batu yang bertumpuk-tumpuk dan tidak teratur. Terkadang lapisannya tidak sama dengan sebelahnya sehingga membentuk apa yang disebut dengan rongga geologi di banyak tempat. Rongga-rongga inilah yang sejak dahulu, bahkan sampai sekarang, menjadi pusat terjadinya gempa berskala besar. Itu dimungkinkan karena rongga-rongga itu berada di bawah pengaruh daya tarik-menarik yang sangat kuat yang terjadi saat lapisan-lapisan tanah itu terbelah. Maka, apabila kekuatan ini tidak seimbang akibat pengaruh faktor-faktor eksternal lainnya, akan terjadi hentakan yang sangat kuat mengakibatkan goncangan bumi yang dapat menghancurkan permukaan bumi terdekat dari pusat gempa. Penafsiran ayat ini melalui pendekatan sains tidak jauh dari sudut pandang agama. Sebab, mungkin saja Allah menciptakan hukum alam yang demikian banyak dan beragam itu meyatu pada suatu hukum yang tidak pernah kita ketahui sebelumnya. Dengan begitu, reaksinya yang dahsyat akan merupakan penyebab langsung bagi hancurnya dunia. Dari situ, penafsiran ayat ini dengan menggunakan pendekatan ilmu pengetahuan berjalan seirama dengan ayat-ayat yang mengingatkan betapa besarnya bencana yang akan terjadi itu. Semuanya akan terjadi bila Allah berkehendak memusnahkan.
إِذَا رُجَّتِ الْأَرْضُ رَجًّا
Verse 3, Surah 56 – Al-Waaqia – سُورَةُ الوَاقِعَةِ
[[56 ~ AL-WAQI’AH (HARI KIAMAT) Pendahuluan: Makkiyyah, 96 ayat ~ Surat ini diawali dengan penjelasan tentang terjadinya hari kiamat dan peristiwa- peristiwa yang terjadi pada hari itu yang dilanjutkan dengan penjelasan bahwa manusia, pada hari itu, terbagi ke dalam tiga golongan. Diikuti, kemudian, dengan penjelasan rinci tentang kenikmatan dan siksan yang sesuai dengan kadar kesalehan dan kekafiran masing-masing golongan. Ayat-ayat selanjutnya memaparkan beberapa bentuk karunia Allah, wujud nyata kemahakuasaan-Nya yang ada pada ciptaan-Nya seperti tanaman, air dan neraka, sehingga menjadikan-Nya pantas untuk dipuji dan disucikan. Ayat-ayat dalam surat ini juga bersumpah atas kedudukan al-Qur’ân yang harus disucikan dan mencela sikap orang-orang kafir yang mendustakannya. Padahal seharusnya mereka bersyukur. Setelah itu, surat ini membicarakan secara global tiga golongan yang telah disebut secara rinci di muka beserta kenikmatan dan siksaan yang berhak diterima oleh masing-masing. Surat ini ditutup dengan penegasan bahwa apa yang ada dalam surat ini merupakan keyakinan yang jelas dan kebenaran yang tetap sehingga Allah pantas untuk disucikan.]] Apabila hari kiamat terjadi, tidak seorang pun dapat mendustakan kejadiannya. Kiamat itu merendahkan orang-orang yang sengsara dan meninggikan orang-orang yang bahagia. (1) Ayat ini menjelaskan betapa dahsatnya bencana yang menimpa alam ini pada hari kiamat. Di antaranya adalah bencana alam yang berdampak pada bumi dan lapisan-lapisannya. Bumi yang kita huni ini pada hakikatnya tidak tetap dan seimbang. Bumi terdiri atas lapisan-lapisan batu yang bertumpuk-tumpuk dan tidak teratur. Terkadang lapisannya tidak sama dengan sebelahnya sehingga membentuk apa yang disebut dengan rongga geologi di banyak tempat. Rongga-rongga inilah yang sejak dahulu, bahkan sampai sekarang, menjadi pusat terjadinya gempa berskala besar. Itu dimungkinkan karena rongga-rongga itu berada di bawah pengaruh daya tarik-menarik yang sangat kuat yang terjadi saat lapisan-lapisan tanah itu terbelah. Maka, apabila kekuatan ini tidak seimbang akibat pengaruh faktor-faktor eksternal lainnya, akan terjadi hentakan yang sangat kuat mengakibatkan goncangan bumi yang dapat menghancurkan permukaan bumi terdekat dari pusat gempa. Penafsiran ayat ini melalui pendekatan sains tidak jauh dari sudut pandang agama. Sebab, mungkin saja Allah menciptakan hukum alam yang demikian banyak dan beragam itu meyatu pada suatu hukum yang tidak pernah kita ketahui sebelumnya. Dengan begitu, reaksinya yang dahsyat akan merupakan penyebab langsung bagi hancurnya dunia. Dari situ, penafsiran ayat ini dengan menggunakan pendekatan ilmu pengetahuan berjalan seirama dengan ayat-ayat yang mengingatkan betapa besarnya bencana yang akan terjadi itu. Semuanya akan terjadi bila Allah berkehendak memusnahkan.
وَبُسَّتِ الْجِبَالُ بَسًّا
Verse 4, Surah 56 – Al-Waaqia – سُورَةُ الوَاقِعَةِ
[[56 ~ AL-WAQI’AH (HARI KIAMAT) Pendahuluan: Makkiyyah, 96 ayat ~ Surat ini diawali dengan penjelasan tentang terjadinya hari kiamat dan peristiwa- peristiwa yang terjadi pada hari itu yang dilanjutkan dengan penjelasan bahwa manusia, pada hari itu, terbagi ke dalam tiga golongan. Diikuti, kemudian, dengan penjelasan rinci tentang kenikmatan dan siksan yang sesuai dengan kadar kesalehan dan kekafiran masing-masing golongan. Ayat-ayat selanjutnya memaparkan beberapa bentuk karunia Allah, wujud nyata kemahakuasaan-Nya yang ada pada ciptaan-Nya seperti tanaman, air dan neraka, sehingga menjadikan-Nya pantas untuk dipuji dan disucikan. Ayat-ayat dalam surat ini juga bersumpah atas kedudukan al-Qur’ân yang harus disucikan dan mencela sikap orang-orang kafir yang mendustakannya. Padahal seharusnya mereka bersyukur. Setelah itu, surat ini membicarakan secara global tiga golongan yang telah disebut secara rinci di muka beserta kenikmatan dan siksaan yang berhak diterima oleh masing-masing. Surat ini ditutup dengan penegasan bahwa apa yang ada dalam surat ini merupakan keyakinan yang jelas dan kebenaran yang tetap sehingga Allah pantas untuk disucikan.]] Apabila hari kiamat terjadi, tidak seorang pun dapat mendustakan kejadiannya. Kiamat itu merendahkan orang-orang yang sengsara dan meninggikan orang-orang yang bahagia. (1) Ayat ini menjelaskan betapa dahsatnya bencana yang menimpa alam ini pada hari kiamat. Di antaranya adalah bencana alam yang berdampak pada bumi dan lapisan-lapisannya. Bumi yang kita huni ini pada hakikatnya tidak tetap dan seimbang. Bumi terdiri atas lapisan-lapisan batu yang bertumpuk-tumpuk dan tidak teratur. Terkadang lapisannya tidak sama dengan sebelahnya sehingga membentuk apa yang disebut dengan rongga geologi di banyak tempat. Rongga-rongga inilah yang sejak dahulu, bahkan sampai sekarang, menjadi pusat terjadinya gempa berskala besar. Itu dimungkinkan karena rongga-rongga itu berada di bawah pengaruh daya tarik-menarik yang sangat kuat yang terjadi saat lapisan-lapisan tanah itu terbelah. Maka, apabila kekuatan ini tidak seimbang akibat pengaruh faktor-faktor eksternal lainnya, akan terjadi hentakan yang sangat kuat mengakibatkan goncangan bumi yang dapat menghancurkan permukaan bumi terdekat dari pusat gempa. Penafsiran ayat ini melalui pendekatan sains tidak jauh dari sudut pandang agama. Sebab, mungkin saja Allah menciptakan hukum alam yang demikian banyak dan beragam itu meyatu pada suatu hukum yang tidak pernah kita ketahui sebelumnya. Dengan begitu, reaksinya yang dahsyat akan merupakan penyebab langsung bagi hancurnya dunia. Dari situ, penafsiran ayat ini dengan menggunakan pendekatan ilmu pengetahuan berjalan seirama dengan ayat-ayat yang mengingatkan betapa besarnya bencana yang akan terjadi itu. Semuanya akan terjadi bila Allah berkehendak memusnahkan.
فَكَانَتْ هَبَاءً مُنْبَثًّا
Verse 5, Surah 56 – Al-Waaqia – سُورَةُ الوَاقِعَةِ
Pada hari itu, berdasarkan amal perbuatan kalian, kalian semua menjadi tiga golongan.
وَكُنْتُمْ أَزْوَاجًا ثَلَاثَةً
Verse 6, Surah 56 – Al-Waaqia – سُورَةُ الوَاقِعَةِ
Pertama, golongan kanan yang mempunyai kedudukan tinggi. Alangkah mulianya kedudukan golongan itu! Kedua, golongan kiri yang merupakan golongan terendah. Alangkah buruknya keadaan mereka!
فَأَصْحَابُ الْمَيْمَنَةِ مَا أَصْحَابُ الْمَيْمَنَةِ
Verse 7, Surah 56 – Al-Waaqia – سُورَةُ الوَاقِعَةِ
Pertama, golongan kanan yang mempunyai kedudukan tinggi. Alangkah mulianya kedudukan golongan itu! Kedua, golongan kiri yang merupakan golongan terendah. Alangkah buruknya keadaan mereka!
وَأَصْحَابُ الْمَشْأَمَةِ مَا أَصْحَابُ الْمَشْأَمَةِ
Verse 8, Surah 56 – Al-Waaqia – سُورَةُ الوَاقِعَةِ
Ketiga, orang-orang yang berbuat kebaikan di dunia di garis terdepan. Mereka itulah orang-orang yang terlebih dahulu akan memperoleh derajat yang tinggi di akhirat. Mereka adalah orang-orang yang didekatkan kepada Allah. Allah akan memasukkan mereka ke dalam surga-surga yang penuh kenikmatan.
وَالسَّابِقُونَ السَّابِقُونَ
Verse 9, Surah 56 – Al-Waaqia – سُورَةُ الوَاقِعَةِ
Ketiga, orang-orang yang berbuat kebaikan di dunia di garis terdepan. Mereka itulah orang-orang yang terlebih dahulu akan memperoleh derajat yang tinggi di akhirat. Mereka adalah orang-orang yang didekatkan kepada Allah. Allah akan memasukkan mereka ke dalam surga-surga yang penuh kenikmatan.
وَأَصْحَابُ الْمَشْأَمَةِ مَا أَصْحَابُ الْمَشْأَمَةِ
Verse 10, Surah 56 – Al-Waaqia – سُورَةُ الوَاقِعَةِ
Ketiga, orang-orang yang berbuat kebaikan di dunia di garis terdepan. Mereka itulah orang-orang yang terlebih dahulu akan memperoleh derajat yang tinggi di akhirat. Mereka adalah orang-orang yang didekatkan kepada Allah. Allah akan memasukkan mereka ke dalam surga-surga yang penuh kenikmatan.
فِي جَنَّاتِ النَّعِيمِ
Verse 11, Surah 56 – Al-Waaqia – سُورَةُ الوَاقِعَةِ
Orang-orang yang terdekat itu adalah sekelompok besar umat-umat terdahulu bersama nabi mereka masing-masing dan sedikit dari umat Muhammad, jika dibandingkan dengan jumlah mereka.
ثُلَّةٌ مِنَ الْأَوَّلِينَ
Verse 12, Surah 56 – Al-Waaqia – سُورَةُ الوَاقِعَةِ
Orang-orang yang terdekat itu adalah sekelompok besar umat-umat terdahulu bersama nabi mereka masing-masing dan sedikit dari umat Muhammad, jika dibandingkan dengan jumlah mereka.
وَقَلِيلٌ مِنَ الْآخِرِينَ
Verse 13, Surah 56 – Al-Waaqia – سُورَةُ الوَاقِعَةِ
Mereka berada di atas dipan yang dihiasi dengan permata-permata yang indah sambil bertelekan dengan tenang. Wajah mereka berhadap-hadapan sebagai tanda bertambahnya kecintaan.
عَلَىٰ سُرُرٍ مَوْضُونَةٍ
Verse 14, Surah 56 – Al-Waaqia – سُورَةُ الوَاقِعَةِ
Mereka berada di atas dipan yang dihiasi dengan permata-permata yang indah sambil bertelekan dengan tenang. Wajah mereka berhadap-hadapan sebagai tanda bertambahnya kecintaan.
مُتَّكِئِينَ عَلَيْهَا مُتَقَابِلِينَ
Verse 15, Surah 56 – Al-Waaqia – سُورَةُ الوَاقِعَةِ
Mereka dikelilingi oleh dua anak yang selalu muda yang siap melayani mereka dengan membawa ceret dan sloki yang dipenuhi dengan minuman surga. Mereka juga membawa gelas yang penuh dengan khamar dari mata air yang mengalir.
يَطُوفُ عَلَيْهِمْ وِلْدَانٌ مُخَلَّدُونَ
Verse 16, Surah 56 – Al-Waaqia – سُورَةُ الوَاقِعَةِ
Mereka dikelilingi oleh dua anak yang selalu muda yang siap melayani mereka dengan membawa ceret dan sloki yang dipenuhi dengan minuman surga. Mereka juga membawa gelas yang penuh dengan khamar dari mata air yang mengalir.
بِأَكْوَابٍ وَأَبَارِيقَ وَكَأْسٍ مِنْ مَعِينٍ
Verse 17, Surah 56 – Al-Waaqia – سُورَةُ الوَاقِعَةِ
Mereka yang meminumnya tidak akan merasa pusing dan mabuk, dan tidak akan hilang akal.
لَا يُصَدَّعُونَ عَنْهَا وَلَا يُنْزِفُونَ
Verse 18, Surah 56 – Al-Waaqia – سُورَةُ الوَاقِعَةِ
Para pelayan itu juga membawakan buah-buahan, dengan berbagai macam jenis yang dapat mereka pilih dan lihat, dan daging burung yang mereka inginkan.
وَفَاكِهَةٍ مِمَّا يَتَخَيَّرُونَ
Verse 19, Surah 56 – Al-Waaqia – سُورَةُ الوَاقِعَةِ
Para pelayan itu juga membawakan buah-buahan, dengan berbagai macam jenis yang dapat mereka pilih dan lihat, dan daging burung yang mereka inginkan.
وَلَحْمِ طَيْرٍ مِمَّا يَشْتَهُونَ
Verse 20, Surah 56 – Al-Waaqia – سُورَةُ الوَاقِعَةِ
Di sana juga terdapat wanita-wanita yang bermata lebar. Kebeningan dan keanggunannya bagaikan mutiara yang terlindungi. Balasan ini diberikan kepada mereka yang berbuat saleh di dunia.
وَحُورٌ عِينٌ
Verse 21, Surah 56 – Al-Waaqia – سُورَةُ الوَاقِعَةِ
Di sana juga terdapat wanita-wanita yang bermata lebar. Kebeningan dan keanggunannya bagaikan mutiara yang terlindungi. Balasan ini diberikan kepada mereka yang berbuat saleh di dunia.
كَأَمْثَالِ اللُّؤْلُؤِ الْمَكْنُونِ
Verse 22, Surah 56 – Al-Waaqia – سُورَةُ الوَاقِعَةِ
Di sana juga terdapat wanita-wanita yang bermata lebar. Kebeningan dan keanggunannya bagaikan mutiara yang terlindungi. Balasan ini diberikan kepada mereka yang berbuat saleh di dunia.
جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Verse 23, Surah 56 – Al-Waaqia – سُورَةُ الوَاقِعَةِ
Di dalam surga, mereka tidak mendengar ucapan-ucapan yang tidak bermanfaat dan perbincangan yang menimbulkan dosa bagi pendengarnya, selain ucapan sesama mereka, “Kami sampaikan salam sejahtera.”
لَا يَسْمَعُونَ فِيهَا لَغْوًا وَلَا تَأْثِيمًا
Verse 24, Surah 56 – Al-Waaqia – سُورَةُ الوَاقِعَةِ
Di dalam surga, mereka tidak mendengar ucapan-ucapan yang tidak bermanfaat dan perbincangan yang menimbulkan dosa bagi pendengarnya, selain ucapan sesama mereka, “Kami sampaikan salam sejahtera.”
إِلَّا قِيلًا سَلَامًا سَلَامًا
Verse 25, Surah 56 – Al-Waaqia – سُورَةُ الوَاقِعَةِ
Mengenai golongan kanan, tidak ada seorang pun yang tahu ganjaran golongan kanan.
وَأَصْحَابُ الْيَمِينِ مَا أَصْحَابُ الْيَمِينِ
Verse 26, Surah 56 – Al-Waaqia – سُورَةُ الوَاقِعَةِ
Mereka berada di antara pohon bidara yang tidak berduri dan pohon pisang yang bersusun-susun buahnya, naungan yang terbentang luas, air yang dituangkan ke bejana sesuka mereka, buah-buahan yang banyak macam dan jenisnya yang tidak terputus-putus setiap masa dan tidak terlarang bagi yang menghendakinya dan kasur yang tebal dan empuk.
فِي سِدْرٍ مَخْضُودٍ
Verse 27, Surah 56 – Al-Waaqia – سُورَةُ الوَاقِعَةِ
Mereka berada di antara pohon bidara yang tidak berduri dan pohon pisang yang bersusun-susun buahnya, naungan yang terbentang luas, air yang dituangkan ke bejana sesuka mereka, buah-buahan yang banyak macam dan jenisnya yang tidak terputus-putus setiap masa dan tidak terlarang bagi yang menghendakinya dan kasur yang tebal dan empuk.
وَطَلْحٍ مَنْضُودٍ
Verse 28, Surah 56 – Al-Waaqia – سُورَةُ الوَاقِعَةِ
Mereka berada di antara pohon bidara yang tidak berduri dan pohon pisang yang bersusun-susun buahnya, naungan yang terbentang luas, air yang dituangkan ke bejana sesuka mereka, buah-buahan yang banyak macam dan jenisnya yang tidak terputus-putus setiap masa dan tidak terlarang bagi yang menghendakinya dan kasur yang tebal dan empuk.
وَظِلٍّ مَمْدُودٍ
Verse 29, Surah 56 – Al-Waaqia – سُورَةُ الوَاقِعَةِ
Mereka berada di antara pohon bidara yang tidak berduri dan pohon pisang yang bersusun-susun buahnya, naungan yang terbentang luas, air yang dituangkan ke bejana sesuka mereka, buah-buahan yang banyak macam dan jenisnya yang tidak terputus-putus setiap masa dan tidak terlarang bagi yang menghendakinya dan kasur yang tebal dan empuk.
وَمَاءٍ مَسْكُوبٍ
Verse 30, Surah 56 – Al-Waaqia – سُورَةُ الوَاقِعَةِ
Mereka berada di antara pohon bidara yang tidak berduri dan pohon pisang yang bersusun-susun buahnya, naungan yang terbentang luas, air yang dituangkan ke bejana sesuka mereka, buah-buahan yang banyak macam dan jenisnya yang tidak terputus-putus setiap masa dan tidak terlarang bagi yang menghendakinya dan kasur yang tebal dan empuk.
وَفَاكِهَةٍ كَثِيرَةٍ
Verse 31, Surah 56 – Al-Waaqia – سُورَةُ الوَاقِعَةِ
Mereka berada di antara pohon bidara yang tidak berduri dan pohon pisang yang bersusun-susun buahnya, naungan yang terbentang luas, air yang dituangkan ke bejana sesuka mereka, buah-buahan yang banyak macam dan jenisnya yang tidak terputus-putus setiap masa dan tidak terlarang bagi yang menghendakinya dan kasur yang tebal dan empuk.
لَا مَقْطُوعَةٍ وَلَا مَمْنُوعَةٍ
Verse 32, Surah 56 – Al-Waaqia – سُورَةُ الوَاقِعَةِ
Mereka berada di antara pohon bidara yang tidak berduri dan pohon pisang yang bersusun-susun buahnya, naungan yang terbentang luas, air yang dituangkan ke bejana sesuka mereka, buah-buahan yang banyak macam dan jenisnya yang tidak terputus-putus setiap masa dan tidak terlarang bagi yang menghendakinya dan kasur yang tebal dan empuk.
وَفُرُشٍ مَرْفُوعَةٍ
Verse 33, Surah 56 – Al-Waaqia – سُورَةُ الوَاقِعَةِ
Sesungguhnya Kami yang memulai penciptaan bidadari dalam bentuk gadis-gadis perawan. Bidadari tersebut sangat dicintai oleh pasangan-pasangan mereka. Masing-masing dengan umur yang berdekatan. Mereka itu disediakan untuk golongan kanan.
إِنَّا أَنْشَأْنَاهُنَّ إِنْشَاءً
Verse 34, Surah 56 – Al-Waaqia – سُورَةُ الوَاقِعَةِ
Sesungguhnya Kami yang memulai penciptaan bidadari dalam bentuk gadis-gadis perawan. Bidadari tersebut sangat dicintai oleh pasangan-pasangan mereka. Masing-masing dengan umur yang berdekatan. Mereka itu disediakan untuk golongan kanan.
فَجَعَلْنَاهُنَّ أَبْكَارًا
Verse 35, Surah 56 – Al-Waaqia – سُورَةُ الوَاقِعَةِ
Sesungguhnya Kami yang memulai penciptaan bidadari dalam bentuk gadis-gadis perawan. Bidadari tersebut sangat dicintai oleh pasangan-pasangan mereka. Masing-masing dengan umur yang berdekatan. Mereka itu disediakan untuk golongan kanan.
عُرُبًا أَتْرَابًا
Verse 36, Surah 56 – Al-Waaqia – سُورَةُ الوَاقِعَةِ
Sesungguhnya Kami yang memulai penciptaan bidadari dalam bentuk gadis-gadis perawan. Bidadari tersebut sangat dicintai oleh pasangan-pasangan mereka. Masing-masing dengan umur yang berdekatan. Mereka itu disediakan untuk golongan kanan.
لِأَصْحَابِ الْيَمِينِ
Verse 37, Surah 56 – Al-Waaqia – سُورَةُ الوَاقِعَةِ
Golongan kanan itu adalah kelompok yang banyak dari umat-umat terdahulu dan umat Muhammad.
ثُلَّةٌ مِنَ الْأَوَّلِينَ
Verse 38, Surah 56 – Al-Waaqia – سُورَةُ الوَاقِعَةِ
Golongan kanan itu adalah kelompok yang banyak dari umat-umat terdahulu dan umat Muhammad.
وَثُلَّةٌ مِنَ الْآخِرِينَ
Verse 39, Surah 56 – Al-Waaqia – سُورَةُ الوَاقِعَةِ
Tentang golongan kiri, tidak ada seorang pun yang tahu azab bagi golongan kiri.
وَثُلَّةٌ مِنَ الْآخِرِينَ
Verse 40, Surah 56 – Al-Waaqia – سُورَةُ الوَاقِعَةِ
Mereka dalam siksaan angin panas yang menembus pori-pori dan mengelilingi mereka. Air yang panas mendidih diminumkan kepada mereka dan dituangkan ke kepala. Mereka berada di bawah naungan asap panas yang hitam, tidak sejuk sehingga dapat meringankan panasnya udara dan tidak menyenangkan bila mereka menghirupnya.
فِي سَمُومٍ وَحَمِيمٍ
Verse 41, Surah 56 – Al-Waaqia – سُورَةُ الوَاقِعَةِ
Mereka dalam siksaan angin panas yang menembus pori-pori dan mengelilingi mereka. Air yang panas mendidih diminumkan kepada mereka dan dituangkan ke kepala. Mereka berada di bawah naungan asap panas yang hitam, tidak sejuk sehingga dapat meringankan panasnya udara dan tidak menyenangkan bila mereka menghirupnya.
وَظِلٍّ مِنْ يَحْمُومٍ
Verse 42, Surah 56 – Al-Waaqia – سُورَةُ الوَاقِعَةِ
Mereka dalam siksaan angin panas yang menembus pori-pori dan mengelilingi mereka. Air yang panas mendidih diminumkan kepada mereka dan dituangkan ke kepala. Mereka berada di bawah naungan asap panas yang hitam, tidak sejuk sehingga dapat meringankan panasnya udara dan tidak menyenangkan bila mereka menghirupnya.
لَا بَارِدٍ وَلَا كَرِيمٍ
Verse 43, Surah 56 – Al-Waaqia – سُورَةُ الوَاقِعَةِ
Sesungguhnya, dahulu, sebelum mendapatkan azab ini, mereka hidup berlebih-lebihan dalam menikmati kenikmatan dunia serta tidak taat kepada Allah.
إِنَّهُمْ كَانُوا قَبْلَ ذَٰلِكَ مُتْرَفِينَ
Verse 44, Surah 56 – Al-Waaqia – سُورَةُ الوَاقِعَةِ
Mereka terus menerus melakukan dosa besar. Mereka bersumpah kepada Allah dengan sebenar- benarnya bahwa Allah tidak akan membangkitkan orang yang mati.
وَكَانُوا يُصِرُّونَ عَلَى الْحِنْثِ الْعَظِيمِ
Verse 45, Surah 56 – Al-Waaqia – سُورَةُ الوَاقِعَةِ
Dengan mengingkari kebangkitan, mereka berkata, “Apakah, apabila kami mati dan sebagian badan kami menjadi tanah dan sebagian yang lainya menjadi tulang belulang, kami benar-benar akan dibangkitkan kembali?
وَكَانُوا يَقُولُونَ أَئِذَا مِتْنَا وَكُنَّا تُرَابًا وَعِظَامًا أَإِنَّا لَمَبْعُوثُونَ
Verse 46, Surah 56 – Al-Waaqia – سُورَةُ الوَاقِعَةِ
Apakah kami dan nenek moyang kami terdahulu yang telah mati dan telah menjadi tanah yang berserakan di bumi akan dibangkitkan?”
أَوَآبَاؤُنَا الْأَوَّلُونَ
Verse 47, Surah 56 – Al-Waaqia – سُورَةُ الوَاقِعَةِ
Katakanlah, sebagai jawaban atas keingkaran mereka, “Sesungguhnya orang-orang terdahulu dan yang datang kemudian, termasuk kalian, akan dikumpulkan pada waktu dan hari yang telah ditentukan dan tidak dilampaui oleh seorang pun dari mereka.
قُلْ إِنَّ الْأَوَّلِينَ وَالْآخِرِينَ
Verse 48, Surah 56 – Al-Waaqia – سُورَةُ الوَاقِعَةِ
Katakanlah, sebagai jawaban atas keingkaran mereka, “Sesungguhnya orang-orang terdahulu dan yang datang kemudian, termasuk kalian, akan dikumpulkan pada waktu dan hari yang telah ditentukan dan tidak dilampaui oleh seorang pun dari mereka.
لَمَجْمُوعُونَ إِلَىٰ مِيقَاتِ يَوْمٍ مَعْلُومٍ
Verse 49, Surah 56 – Al-Waaqia – سُورَةُ الوَاقِعَةِ
Sesungguhnya kalian, hai orang-orang yang ingkar terhadap kebenaran dan mendustakan hari kebangkitan, akan memakan buah dari pohon zaqqum. Kalian akan mengisi perut dengan buah itu karena rasa lapar yang sangat.
ثُمَّ إِنَّكُمْ أَيُّهَا الضَّالُّونَ الْمُكَذِّبُونَ
Verse 50, Surah 56 – Al-Waaqia – سُورَةُ الوَاقِعَةِ
Sesungguhnya kalian, hai orang-orang yang ingkar terhadap kebenaran dan mendustakan hari kebangkitan, akan memakan buah dari pohon zaqqum. Kalian akan mengisi perut dengan buah itu karena rasa lapar yang sangat.
لَآكِلُونَ مِنْ شَجَرٍ مِنْ زَقُّومٍ
Verse 51, Surah 56 – Al-Waaqia – سُورَةُ الوَاقِعَةِ
Sesungguhnya kalian, hai orang-orang yang ingkar terhadap kebenaran dan mendustakan hari kebangkitan, akan memakan buah dari pohon zaqqum. Kalian akan mengisi perut dengan buah itu karena rasa lapar yang sangat.
فَمَالِئُونَ مِنْهَا الْبُطُونَ
Verse 52, Surah 56 – Al-Waaqia – سُورَةُ الوَاقِعَةِ
Setelah memakan buah itu, kalian meminum air yang sangat panas dan tidak menghilangkan dahaga. Kalian meminumnya dengan sangat banyak seperti seekor unta yang kehausan. Meski demikian, rasa dahaga itu tidak akan hilang.”
فَشَارِبُونَ عَلَيْهِ مِنَ الْحَمِيمِ
Verse 53, Surah 56 – Al-Waaqia – سُورَةُ الوَاقِعَةِ
Setelah memakan buah itu, kalian meminum air yang sangat panas dan tidak menghilangkan dahaga. Kalian meminumnya dengan sangat banyak seperti seekor unta yang kehausan. Meski demikian, rasa dahaga itu tidak akan hilang.”
فَشَارِبُونَ شُرْبَ الْهِيمِ
Verse 54, Surah 56 – Al-Waaqia – سُورَةُ الوَاقِعَةِ
Aneka macam siksaan yang telah disebutkan itu adalah hidangan yang telah disediakan untuk mereka pada hari pembalasan.
فَمَالِئُونَ مِنْهَا الْبُطُونَ
Verse 55, Surah 56 – Al-Waaqia – سُورَةُ الوَاقِعَةِ
Kami mulai penciptaan kalian dari tidak ada. Lalu mengapa kalian tidak mengakui kekuasaan Kami dalam membangkitkan kalian?
نَحْنُ خَلَقْنَاكُمْ فَلَوْلَا تُصَدِّقُونَ
Verse 56, Surah 56 – Al-Waaqia – سُورَةُ الوَاقِعَةِ
Apakah kalian melihat air mani yang kalian pancarkan ke dalam rahim? Apakah kalian yang memberikan ukurannya dan menghantarkannya dalam beberapa fase hingga menjadi manusia, ataukah Kami yang menciptakannya?
أَفَرَأَيْتُمْ مَا تُمْنُونَ
Verse 57, Surah 56 – Al-Waaqia – سُورَةُ الوَاقِعَةِ
Apakah kalian melihat air mani yang kalian pancarkan ke dalam rahim? Apakah kalian yang memberikan ukurannya dan menghantarkannya dalam beberapa fase hingga menjadi manusia, ataukah Kami yang menciptakannya?
نَحْنُ خَلَقْنَاكُمْ فَلَوْلَا تُصَدِّقُونَ
Verse 58, Surah 56 – Al-Waaqia – سُورَةُ الوَاقِعَةِ
Kami telah menentukan kematian di antara kalian. Kematian itu akan terjadi pada waktu yang telah ditentukan. Tidak ada yang mengalahkan Kami untuk menggantikan bentuk kalian dengan yang lain. Dan kelak Kami akan menciptakan kalian kembali dalam bentuk yang tidak kalian ketahui.
نَحْنُ قَدَّرْنَا بَيْنَكُمُ الْمَوْتَ وَمَا نَحْنُ بِمَسْبُوقِينَ
Verse 59, Surah 56 – Al-Waaqia – سُورَةُ الوَاقِعَةِ
Kami telah menentukan kematian di antara kalian. Kematian itu akan terjadi pada waktu yang telah ditentukan. Tidak ada yang mengalahkan Kami untuk menggantikan bentuk kalian dengan yang lain. Dan kelak Kami akan menciptakan kalian kembali dalam bentuk yang tidak kalian ketahui.
عَلَىٰ أَنْ نُبَدِّلَ أَمْثَالَكُمْ وَنُنْشِئَكُمْ فِي مَا لَا تَعْلَمُونَ
Verse 60, Surah 56 – Al-Waaqia – سُورَةُ الوَاقِعَةِ
Kalian telah meyakini bahwa Allahlah yang menciptakan kalian pertama kali. Maka, apakah kalian tidak ingat bahwa barangsiapa yang kuasa menciptakan yang pertama, maka Dia lebih kuasa untuk menciptakan yang kedua.
وَلَقَدْ عَلِمْتُمُ النَّشْأَةَ الْأُولَىٰ فَلَوْلَا تَذَكَّرُونَ
Verse 61, Surah 56 – Al-Waaqia – سُورَةُ الوَاقِعَةِ
Tidakkah kalian melihat apa yang kalian tanam? Kaliankah yang menumbuhkannya, atau hanya Kami?
أَفَرَأَيْتُمْ مَا تَحْرُثُونَ
Verse 62, Surah 56 – Al-Waaqia – سُورَةُ الوَاقِعَةِ
Tidakkah kalian melihat apa yang kalian tanam? Kaliankah yang menumbuhkannya, atau hanya Kami?
أَأَنْتُمْ تَزْرَعُونَهُ أَمْ نَحْنُ الزَّارِعُونَ
Verse 63, Surah 56 – Al-Waaqia – سُورَةُ الوَاقِعَةِ
Jika Kami berkehendak, Kami akan menjadikan tanaman itu kering dan rusak sebelum matang. Maka kalian akan terus terheran-heran sambil mengatakan, “Sesungguhnya kami benar-benar menderita kerugian setelah berusaha keras. Bahkan nasib kami buruk, tidak mendapatkan rezeki.”
لَوْ نَشَاءُ لَجَعَلْنَاهُ حُطَامًا فَظَلْتُمْ تَفَكَّهُونَ
Verse 64, Surah 56 – Al-Waaqia – سُورَةُ الوَاقِعَةِ
Jika Kami berkehendak, Kami akan menjadikan tanaman itu kering dan rusak sebelum matang. Maka kalian akan terus terheran-heran sambil mengatakan, “Sesungguhnya kami benar-benar menderita kerugian setelah berusaha keras. Bahkan nasib kami buruk, tidak mendapatkan rezeki.”
إِنَّا لَمُغْرَمُونَ
Verse 65, Surah 56 – Al-Waaqia – سُورَةُ الوَاقِعَةِ
Jika Kami berkehendak, Kami akan menjadikan tanaman itu kering dan rusak sebelum matang. Maka kalian akan terus terheran-heran sambil mengatakan, “Sesungguhnya kami benar-benar menderita kerugian setelah berusaha keras. Bahkan nasib kami buruk, tidak mendapatkan rezeki.”
بَلْ نَحْنُ مَحْرُومُونَ
Verse 66, Surah 56 – Al-Waaqia – سُورَةُ الوَاقِعَةِ
Tidakkah kalian melihat air tawar yang kalian minum? Kaliankah yang menurunkannya dari awan atau Kamikah yang menurunkannya, sebagai perwujudan kasih sayang Kami kepada kalian?(1) (1) Kata al-muzn dalam bahasa Arab berarti ‘awan yang menurunkan hujan’. Untuk terjadinya hujan diperlukan keadaan cuaca tertentu yang berada di luar kemampuan manusia, seperti adanya angin dingin yang berhembus di atas angin panas, atau keadaan cuaca yang tidak stabil. Adapun hujan buatan yang kita kenal itu sampai saat ini masih merupakan percobaan yang persentase keberhasilannya masih sangat kecil, di samping masih memerlukan beberapa kondisi alam tertentu juga.
أَفَرَأَيْتُمُ الْمَاءَ الَّذِي تَشْرَبُونَ
Verse 67, Surah 56 – Al-Waaqia – سُورَةُ الوَاقِعَةِ
Tidakkah kalian melihat air tawar yang kalian minum? Kaliankah yang menurunkannya dari awan atau Kamikah yang menurunkannya, sebagai perwujudan kasih sayang Kami kepada kalian?(1) (1) Kata al-muzn dalam bahasa Arab berarti ‘awan yang menurunkan hujan’. Untuk terjadinya hujan diperlukan keadaan cuaca tertentu yang berada di luar kemampuan manusia, seperti adanya angin dingin yang berhembus di atas angin panas, atau keadaan cuaca yang tidak stabil. Adapun hujan buatan yang kita kenal itu sampai saat ini masih merupakan percobaan yang persentase keberhasilannya masih sangat kecil, di samping masih memerlukan beberapa kondisi alam tertentu juga.
أَأَنْتُمْ أَنْزَلْتُمُوهُ مِنَ الْمُزْنِ أَمْ نَحْنُ الْمُنْزِلُونَ
Verse 68, Surah 56 – Al-Waaqia – سُورَةُ الوَاقِعَةِ
Bila Kami menghendaki, niscaya air itu Kami jadikan asin, tidak enak diminum. Tidakkah kalian bersyukur kepada Allah karena telah menjadikan air itu tawar dan enak diminum?
لَوْ نَشَاءُ جَعَلْنَاهُ أُجَاجًا فَلَوْلَا تَشْكُرُونَ
Verse 69, Surah 56 – Al-Waaqia – سُورَةُ الوَاقِعَةِ
Tidakkah kalian melihat api yang kalian nyalakan? Kaliankah yang menciptakan kayunya kemudian membubuhinya api, atau Kamikah yang menciptakannya seperti itu?
أَفَرَأَيْتُمُ النَّارَ الَّتِي تُورُونَ
Verse 70, Surah 56 – Al-Waaqia – سُورَةُ الوَاقِعَةِ
Tidakkah kalian melihat api yang kalian nyalakan? Kaliankah yang menciptakan kayunya kemudian membubuhinya api, atau Kamikah yang menciptakannya seperti itu?
أَأَنْتُمْ أَنْشَأْتُمْ شَجَرَتَهَا أَمْ نَحْنُ الْمُنْشِئُونَ
Verse 71, Surah 56 – Al-Waaqia – سُورَةُ الوَاقِعَةِ
Api itu Kami ciptakan supaya mengingatkan orang yang melihatnya kepada neraka jahanam, di samping agar dimanfaatkan oleh orang yang singgah di padang pasir untuk memasak dan berdiang.
أَأَنْتُمْ أَنْشَأْتُمْ شَجَرَتَهَا أَمْ نَحْنُ الْمُنْشِئُونَ
Verse 72, Surah 56 – Al-Waaqia – سُورَةُ الوَاقِعَةِ
Selalu bertasbihlah kamu dengan menyebut nama Tuhanmu Yang Mahaagung untuk menyucikan-Nya dan rasa syukur atas karunia yang besar itu!
فَسَبِّحْ بِاسْمِ رَبِّكَ الْعَظِيمِ
Verse 73, Surah 56 – Al-Waaqia – سُورَةُ الوَاقِعَةِ
Aku benar-benar bersumpah demi tempat-tempat tenggelamnya bintang-bintang di penghujung malam, yaitu waktu-waktu untuk salat tahajud dan istigfar. Sumpah itu–bila kalian pikirkan kandungannya–sangat penting dan mempunyai pengaruh yang amat dalam. (1) (1) Dua ayat ini menjelaskan betapa pentingnya sumpah yang diucapkan itu. Bintang merupakan benda langit yang bersinar sendiri. Di antara bintang-bintang itu, yang paling dekat dengan planet kita adalah matahari dengan jarak ± 500 tahun cahaya. Sedang bintang yang terdekat berikutnya berjarak ± 4 tahun cahaya. Energi yang kita dapatkan dari matahari merupakan komponen utama kehidupan. Seandainya jarak antara matahari dan bumi lebih jauh atau lebih dekat dari yang ada sekarang, kehidupan ini akan menjadi demikian sulit dan bahkan hampir mustahil. Di samping itu, besar-kecilnya bintang-bintang itu pun beragam pula. Ada yang berukuran besar dan ada pula yang berukuran lebih kecil. Di antara yang berukuran besar itu adalah matahari yang jaraknya dengan bumi seperti yang ada sekarang. Selain itu, terdapat pula gugusan bintang yang disebut tandan, beredar di luar angkasa dan sesekali melintasi galaksi Bimasakti. Pada saat melintasi Bimasakti itu, apabila secara kebetulan gugusan itu menabrak tata surya kita, maka akan terjadi kehancuran. Begitu juga bila terjadi, umpamanya, suatu bintang mendekati matahari, maka akan merusak keseimbangan dan akhirnya membawa kepada kehancuran juga. Dari itu, tanda-tanda kebesaran Allah yang dapat dijadikan pelajaran tampak pada alam semesta yang Dia ciptakan dan Dia atur.
فَسَبِّحْ بِاسْمِ رَبِّكَ الْعَظِيمِ
Verse 74, Surah 56 – Al-Waaqia – سُورَةُ الوَاقِعَةِ
Aku benar-benar bersumpah demi tempat-tempat tenggelamnya bintang-bintang di penghujung malam, yaitu waktu-waktu untuk salat tahajud dan istigfar. Sumpah itu–bila kalian pikirkan kandungannya–sangat penting dan mempunyai pengaruh yang amat dalam. (1) (1) Dua ayat ini menjelaskan betapa pentingnya sumpah yang diucapkan itu. Bintang merupakan benda langit yang bersinar sendiri. Di antara bintang-bintang itu, yang paling dekat dengan planet kita adalah matahari dengan jarak ± 500 tahun cahaya. Sedang bintang yang terdekat berikutnya berjarak ± 4 tahun cahaya. Energi yang kita dapatkan dari matahari merupakan komponen utama kehidupan. Seandainya jarak antara matahari dan bumi lebih jauh atau lebih dekat dari yang ada sekarang, kehidupan ini akan menjadi demikian sulit dan bahkan hampir mustahil. Di samping itu, besar-kecilnya bintang-bintang itu pun beragam pula. Ada yang berukuran besar dan ada pula yang berukuran lebih kecil. Di antara yang berukuran besar itu adalah matahari yang jaraknya dengan bumi seperti yang ada sekarang. Selain itu, terdapat pula gugusan bintang yang disebut tandan, beredar di luar angkasa dan sesekali melintasi galaksi Bimasakti. Pada saat melintasi Bimasakti itu, apabila secara kebetulan gugusan itu menabrak tata surya kita, maka akan terjadi kehancuran. Begitu juga bila terjadi, umpamanya, suatu bintang mendekati matahari, maka akan merusak keseimbangan dan akhirnya membawa kepada kehancuran juga. Dari itu, tanda-tanda kebesaran Allah yang dapat dijadikan pelajaran tampak pada alam semesta yang Dia ciptakan dan Dia atur.
۞ فَلَا أُقْسِمُ بِمَوَاقِعِ النُّجُومِ
Verse 75, Surah 56 – Al-Waaqia – سُورَةُ الوَاقِعَةِ
Aku bersumpah, bahwa ini adalah benar-benar al-Qur’ân yang banyak manfaatnya dan terpelihara di al-Lawh al-Mahfûzh hingga tidak dapat diketahui kecuali oleh para malaikat yang dekat.
إِنَّهُ لَقُرْآنٌ كَرِيمٌ
Verse 76, Surah 56 – Al-Waaqia – سُورَةُ الوَاقِعَةِ
Aku bersumpah, bahwa ini adalah benar-benar al-Qur’ân yang banyak manfaatnya dan terpelihara di al-Lawh al-Mahfûzh hingga tidak dapat diketahui kecuali oleh para malaikat yang dekat.
إِنَّهُ لَقُرْآنٌ كَرِيمٌ
Verse 77, Surah 56 – Al-Waaqia – سُورَةُ الوَاقِعَةِ
Al-Qur’ân itu tidak disentuh kecuali oleh mereka yang tersucikan dari kotoran dan hadas, diturunkan dari Allah, Tuhan semua makhluk.
لَا يَمَسُّهُ إِلَّا الْمُطَهَّرُونَ
Verse 78, Surah 56 – Al-Waaqia – سُورَةُ الوَاقِعَةِ
Al-Qur’ân itu tidak disentuh kecuali oleh mereka yang tersucikan dari kotoran dan hadas, diturunkan dari Allah, Tuhan semua makhluk.
تَنْزِيلٌ مِنْ رَبِّ الْعَالَمِينَ
Verse 79, Surah 56 – Al-Waaqia – سُورَةُ الوَاقِعَةِ
Apakah kalian berpaling dan memandang remeh kedudukan al-Qur’ân yang agung ini?
أَفَبِهَٰذَا الْحَدِيثِ أَنْتُمْ مُدْهِنُونَ
Verse 80, Surah 56 – Al-Waaqia – سُورَةُ الوَاقِعَةِ
Lalu, yang seharusnya mensyukuri rezeki, kalian malah mendustakan al-Qur’ân.
وَتَجْعَلُونَ رِزْقَكُمْ أَنَّكُمْ تُكَذِّبُونَ
Verse 81, Surah 56 – Al-Waaqia – سُورَةُ الوَاقِعَةِ
Bukankah ketika nyawa salah seorang di antara kalian telah sampai di kerongkongan, pada saat-saat sekarat, dan pada saat itu kalian sendiri menyaksikannya, sedang Kami lebih dekat dan lebih tahu tentang keadaanya, tetapi kaian tidak mengetahui dan merasakannya?
فَلَوْلَا إِذَا بَلَغَتِ الْحُلْقُومَ
Verse 82, Surah 56 – Al-Waaqia – سُورَةُ الوَاقِعَةِ
Bukankah ketika nyawa salah seorang di antara kalian telah sampai di kerongkongan, pada saat-saat sekarat, dan pada saat itu kalian sendiri menyaksikannya, sedang Kami lebih dekat dan lebih tahu tentang keadaanya, tetapi kaian tidak mengetahui dan merasakannya?
فَلَوْلَا إِذَا بَلَغَتِ الْحُلْقُومَ
Verse 83, Surah 56 – Al-Waaqia – سُورَةُ الوَاقِعَةِ
Bukankah ketika nyawa salah seorang di antara kalian telah sampai di kerongkongan, pada saat-saat sekarat, dan pada saat itu kalian sendiri menyaksikannya, sedang Kami lebih dekat dan lebih tahu tentang keadaanya, tetapi kaian tidak mengetahui dan merasakannya?
وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْكُمْ وَلَٰكِنْ لَا تُبْصِرُونَ
Verse 84, Surah 56 – Al-Waaqia – سُورَةُ الوَاقِعَةِ
Jika kalian tidak tunduk di bawah ketuhanan Kami, mengapa tidak kalian kembalikan saja nyawa itu, jika pernyataan kalian bahwa kalian memiliki kekuatan yang tidak tertundukkan itu memang benar?
فَلَوْلَا إِنْ كُنْتُمْ غَيْرَ مَدِينِينَ
Verse 85, Surah 56 – Al-Waaqia – سُورَةُ الوَاقِعَةِ
Jika kalian tidak tunduk di bawah ketuhanan Kami, mengapa tidak kalian kembalikan saja nyawa itu, jika pernyataan kalian bahwa kalian memiliki kekuatan yang tidak tertundukkan itu memang benar?
تَرْجِعُونَهَا إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
Verse 86, Surah 56 – Al-Waaqia – سُورَةُ الوَاقِعَةِ
Kalau orang yang mati itu berasal dari golongan yang paling dahulu beriman dan didekatkan kepada Allah, maka kesudahannya adalah kenyamanan, kasih sayang, rezeki yang baik, dan surga yang berisikan kesenangan.
فَأَمَّا إِنْ كَانَ مِنَ الْمُقَرَّبِينَ
Verse 87, Surah 56 – Al-Waaqia – سُورَةُ الوَاقِعَةِ
Kalau orang yang mati itu berasal dari golongan yang paling dahulu beriman dan didekatkan kepada Allah, maka kesudahannya adalah kenyamanan, kasih sayang, rezeki yang baik, dan surga yang berisikan kesenangan.
فَرَوْحٌ وَرَيْحَانٌ وَجَنَّتُ نَعِيمٍ
Verse 88, Surah 56 – Al-Waaqia – سُورَةُ الوَاقِعَةِ
Jika orang itu berasal dari golongan kanan, maka ia akan disambut dengan salam kehormatan, “Salam sejahtera untukmu dari saudara-saudaramu di golongan kanan.”
وَأَمَّا إِنْ كَانَ مِنْ أَصْحَابِ الْيَمِينِ
Verse 89, Surah 56 – Al-Waaqia – سُورَةُ الوَاقِعَةِ
Jika orang itu berasal dari golongan kanan, maka ia akan disambut dengan salam kehormatan, “Salam sejahtera untukmu dari saudara-saudaramu di golongan kanan.”
فَرَوْحٌ وَرَيْحَانٌ وَجَنَّتُ نَعِيمٍ
Verse 90, Surah 56 – Al-Waaqia – سُورَةُ الوَاقِعَةِ
Dan jika orang itu berasal dari golongan kiri yang pendusta dan sesat, maka ia akan mendapatkan tempat tinggal dan kampung yang dilengkapi dengan air yang sangat panas, dan akan dibakar dengan api yang sangat berkobar.
وَأَمَّا إِنْ كَانَ مِنَ الْمُكَذِّبِينَ الضَّالِّينَ
Verse 91, Surah 56 – Al-Waaqia – سُورَةُ الوَاقِعَةِ
Dan jika orang itu berasal dari golongan kiri yang pendusta dan sesat, maka ia akan mendapatkan tempat tinggal dan kampung yang dilengkapi dengan air yang sangat panas, dan akan dibakar dengan api yang sangat berkobar.
فَنُزُلٌ مِنْ حَمِيمٍ
Verse 92, Surah 56 – Al-Waaqia – سُورَةُ الوَاقِعَةِ
Dan jika orang itu berasal dari golongan kiri yang pendusta dan sesat, maka ia akan mendapatkan tempat tinggal dan kampung yang dilengkapi dengan air yang sangat panas, dan akan dibakar dengan api yang sangat berkobar.
وَتَصْلِيَةُ جَحِيمٍ
Verse 93, Surah 56 – Al-Waaqia – سُورَةُ الوَاقِعَةِ
Yang tersebut dalam surat yang mulia ini adalah benar-benar suatu keyakinan yang tidak mengandung keraguan.
فَسَبِّحْ بِاسْمِ رَبِّكَ الْعَظِيمِ
Verse 94, Surah 56 – Al-Waaqia – سُورَةُ الوَاقِعَةِ
Maka bertasbihlah selalu dengan menyebut nama Tuhanmu Yang Mahaagung untuk menyucikan dan bersyukur atas karunia-karunia-Nya.
فَسَبِّحْ بِاسْمِ رَبِّكَ الْعَظِيمِ
Verse 95, Surah 56 – Al-Waaqia – سُورَةُ الوَاقِعَةِ
Recent Comments